Page 98 - Wahabi Menuduh NU Menjawab Melestarikan Amaliyah NU
P. 98
bersalaman setelah shalat yaitu setelah membaca dzikir-dzikir kemudian baru salaman. Hal ini menunjukkan betapa akurnya
setelah shalat (yang disyariatkan). masyarakat Nusantara dan tradisi ini sekaligus dapat memupuk
Adapun yang dilakukan sebagian orang yang segera bersalam- persaudaraan dan memperkuat keakraban.
salaman setelah selesai shalat fardhu yaitu setelah salam yang Dari Bara bin ‘Azib Radhialllahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah
kedua, maka saya tidak mengetahui asal dari perbuatan ini. Bahkan Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
yang tepat, ini hukumnya makruh karena tidak ada dalilnya. Karena ، رفغ لاإ ناحفاصتيف ، نايقتلي ، يملسم نمام
yang disyariatkan bagi orang yang shalat dalam kondisi ini adalah
segera membaca dzikir-dzikir sebagaimana yang dilakukan oleh اقرفتي نأ لبق امهل
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setiap selesai shalat fardhu.
Adapun shalat sunnah, juga disyariatkan untuk bersalaman setelah “Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu mereka bersalaman
salam, jika memang belum sempat bersalam ketika sebelum shalat. melainkan Allah ampuni mereka berdua sebelum mereka berpisah.”
Jika sudah salaman sebelum shalat maka sudah cukup (tidak perlu (HR. Abu Daud No. 5212, At Tirmidzi No. 2727, Ibnu Majah No.
salaman lagi).” (Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, juz 3703)
11, dinukil dari http://www.binbaz.org.sa/mat/951).
Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
Sumber: https://muslim.or.id/20491-hukum-salam-salaman- .((لا)) لاق ضعلب ؟ انضعب نىحنيأ ! للها لوسر اي: انلق
setelah-shalat.html
(( اوحفاصت نكلو .لا)) لاق اضعب ؟ انضعب قناعيأ: انلق
Santri NU Menjawab
Kami bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah kami mesti membungkuk
asyarakat Nusantara dikenal dengan kesantunan, satu sama lain?” Beliau menjawab; “Tidak.” Kami bertanya:
kesopanan, dan kelembutannya. Mereka identik dengan “Apakah saling berpelukan?” Beliau menjawab: “Tidak, tetapi
Mmasyarakat yang pandai bersosial dan bukan tipikal hendaknya saling bersalaman.” (HR. Ibnu Majah No. 3702, Abu
masyarakat individual. Kekompakan masyarakat Nusantara ini Ya’ala No. 4287)
juga tercermin dalam tradisi agama yang mereka jalankan. Dari Anas pula:
Terbukti hampir sebagian besar tradisi keagamaan mereka اوقلات اذإ ملسو هيلع للها لىص بيلنا باحصأ نك
dilakukan secara kolektif (berjama’ah) dan memiliki fungsi
sosial yang cukup kuat. Misalnya tradisi salaman setelah shalat.
اوقناعت رفس نم اومدق اذإو ، اوحفاصت
Kebiasaan ini lumrah ditemukan di masyarakat. Usai shalat
berjama’ah mereka saling sapa satu sama lainnya dengan jabat “Adalah sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika mereka
tangan. Ada juga yang berdzikir dan berdo’a terlebih dahulu, berjumpa mereka saling bersalaman, jika mereka datang dari
Wahabi Menuduh 178 Santri Menjawab Wahabi Menuduh 179 Santri Menjawab