Page 161 - modul tekstil mala
P. 161
Untuk identifikasi zat warna ini, pengujiannya dilakukan
setelah asam zat warna lainnya menunjukkan hasil yang
negatif, sehingga tinggal membedakan kedua zat warna
tersebut.
c. Zat Warna Naftol dan Azo yang Tidak Larut
Sifat khusus yang utama dari jenis zat warna ini adalah
kelarutannya di dalam piridin. Cara pengujiannya dilakukan
dengan memasukkan contoh uji dalam tabung reaksi yang
diberi sedikit piridin dan kemudian dididihkan. Semua jenis
naftol akan larut dalam piridin. Karena sifatnya yang tidak
larut dalam air, maka kelarutan zat warna naftol dalam
larutan natrium hidroksida dan hidrosulfit akan lebih
lambat, bila dibandingkan dengan zat warna lainnya dari
golongan III.
Uji penentuan untuk zat warna naftol, cara uji
penentuannya adalah dengan memasukkan contoh uji ke
dalam tabung dan tambahan natrium hidroksida 10% dan
sedikit alkohol. Larutan dididihkan, kemudian tambahkan
air dan natrium hidroksulfit, dan didihkan lagi. Setelah
warna contoh uji tereduksi, maka larutan ekstraksinya
didinginkan dan disaring. Pada larutan filtratnya
dimasukkan kain kapas putih dan garam dapur sedikit lalu
didihkan. Kemudian dinginkan dan kapasnya diambil.
Hasil pencelupan kembali dengan warna kuning dan
berfluoresensi di bawah sinar ultra violet, menunjukkan
bahwa contoh uji dicelup dengan zat warna naftol atau dicap
dengan zat warna azo yang tidak larut.
d. Zat Warna yang Diazotasi dan Dibangkitkan
Zat warna ini dapat ditentukan dengan tidak adanya jenis zat
warna lain pada identifikasi golongan III. Zat warna yang
didiazotasi dan dibangkitkan tidak luntur dalam piridin dan
mudah direduksi pada pendidihan dalam larutan natrium
hidroksida dan hidrosulfit.
Zat Warna dan Teknologi 151
Pencelupan