Page 219 - Seni_Teater_BG_KLS_IV_Rev
P. 219

Barbar sering datang ke rumah Muli karena rumah Muli sangat luas.
                        Mereka berdua sering bermain bersama. Namun, Muli tampaknya hanya
                        ingin memanfaatkan Barbar.

                            Suatu ketika, Barbar si burung ketilang baru saja datang mencari makan.

                        Muli merayu Barbar agar memberinya makan.

                            “Aduuuhhh…, kakiku sakit!” teriak Muli di bawah sarang si Barbar.

                            Sebenarnya, Muli hanya berpura-pura agar ia bisa mendapat makanan
                        dari Barbar. Barbar langsung menghampiri Muli.

                            “Sahabatku, kamu kenapa?”

                            “Aku lapar, Sahabatku! Kakiku sakit, jadi tak bisa mencari makan.”

                            “Baiklah, akan kuambil sebagian makananku untukmu.”

                            Barbar membawa pisang untuk Muli. Muli pun mengucapkan terima
                        kasih kepada Barbar. Pada hari berikutnya, Muli lagi-lagi melakukan hal yang
                        sama. Dia duduk di bawah pohon tempat Barbar bersarang. Dia menunggu
                        Barbar pulang setelah mencari makan.

                            “Pasti Barbar dapat banyak makanan,” kata Muli dalam hatinya.

                            Lalu, Muli bertanya kepada Popon, si pohon tempat Barbar bersarang.

                            “Pon, si Barbar lama sekali, ya?”

                            “Iya, tunggulah! Sebentar lagi dia pulang.”

                            Saat hari menjelang senja, Barbar datang membawa makanan. Muli
                        menyambut kedatangan Barbar dengan gembira. Muli memegang

                        kepalanya. Dia pura-pura pusing.

                            “Halo, Barbar! Kamu baru pulang, pasti kamu lelah, ya?” sapa Muli.

                            “Iya, Muli. Aku mencari makanan. Kenapa kepalamu, Muli?”
                            “Kepalaku pusing, Barbar. Aku tidak bisa mencari makan. Bolehkah aku

                        minta makananmu?”

                            “Tentu, Muli. Ini untukmu.”

                            “Aku sedang pusing. Aku perlu makanan yang agak banyak, Sahabatku.”

                            “Muli, ini untuk anak-anakku di sarang. Mereka pasti sudah kelaparan
                        menungguku. Ini untuk anakku dulu, ya. Sebentar lagi, kamu akan kucarikan
                        makanan.”






                                                                                      a
                                                                                      t
                                                                                          be
                                                                                         a
                                                                                        F
                                                                                  C

                                                                                 i
                                                                                     i
                                                                                    r
                                                                                   e
                                                                                                     n
                                                                                                   ge
                                                                                                  e
                                                                                                             7
                                                                                                            0
                                                                                                             2
                                                                                             da

                                                                                            l
                                                                                                 L

                                                                                               n
                                                                 B


                                                                    m
                                                                   r
                                                                  e
                                                           a
                                                          B
                                                          Bab III  Bermain Peran dari Cerita Fabel dan Legendada    207
                                                               I
                                                               I
                                                            b I
                                                                             n
                                                                            a
                                                                           r
                                                                                r
                                                                              da

                                                                       n
                                                                       i
                                                                     a
                                                                          e
                                                                         P
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224