Page 242 - Seni_Teater_BG_KLS_IV_Rev
P. 242

Setelah itu, dengan perasaan sedih, marah, dan kecewa Ibu mencoba
                     menenangkan diri dan berusaha merapikan rumahnya agar terlihat rapi
                     kembali.

                         Ibu sambil terus berkata, “Semoga saya diberikan kesabaran.... sabar...

                     sabar....”

                         Di tengah kesibukan Ibu merapikan rumah, datanglah Darmi dengan
                     menenteng kantong plastik belanjaan. Dengan riang gembira ia pun
                     masuk rumah. Tanpa merasa bersalah, Darmi yang melihat ibunya sedang
                     merapikan rumah, tidak juga meminta maaf atau berniat membantunya.

                     Darmi malah segera membuka bungkusan baju belanjaannya, kemudian
                     mencoba baju itu dan bercermin.

                         “Bagus,  ya  baju ini. Aku kelihatan tambah cantik. Suatu hari aku akan
                     menikah dengan laki-laki yang kaya raya, tidak miskin, dan tidak hina seperti
                     keluargaku ini.”

                         Mendengar perkataan Darmi, sang Ibu benar-benar marah.

                         ”Darmi, Ibu mau tanya, kamu kan yang mengambil uang yang Ibu

                     simpan di sini?” kata ibunya sambil menunjukkan bumbung bambu yang
                     kosong.

                         “Kalau iya, memangnya kenapa, Bu? Ibu marah? Ibu menyalahkan
                     Darmi?” celetuk Darmi tanpa merasa bersalah.

                         Ibu semakin marah mendengar jawaban anaknya yang seolah tidak
                     merasa berdosa sama sekali.

                         “Ya jelas marah, kamu mengambil uang ini tanpa persetujuan Ibu. Itu
                     sama saja dengan mencuri, maling,” teriak sang Ibu dengan geramnya.

                         “Bukannya Ibu pernah bilang, punya Ibu adalah punyaku juga? Jadi tidak
                     salah dong kalau aku mengambil tanpa persetujuan Ibu!” sahut Darmi tidak

                     mau kalah.

                         “Kamu ini benar-benar keras kepala. Darmi, kamu harus tahu kita
                     ini orang susah. Kenapa kamu beli baju terus. Kamu tahu tidak uang ini
                     rencananya mau ibu pakai untuk membenahi atap rumah kita yang bocor.
                     Kamu memangnya tidak malu punya baju bagus tapi rumahnya jelek?”











                   230    Panduan Guru Seni Teaterr untuk SD/MI Kelas IV (Edisi Revisi))
                   2 3 0      P a n d u a n  G u r u  S e n i   T e a t e    u n t u k   S D / MI  K e l a s   IV   ( E di s i   R e v i s i
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247