Page 9 - Makalah_kaidah_peradilan_MELINDA EKA L
P. 9

berbunyi, “Para ahli waris dengan sendirinya karena hukum, mendapat hak milik
                        atas semua barang, semua hak, dan semua piutang orang yang meninggal”.


                               Ayat  Al-Quran  yang  telah  dibahas  (Surat  An-Nisa,  4:11)  menegaskan

                        prinsip adil dan seimbang dalam pembagian warisan antara laki-laki dan perempuan
                        dalam  Islam.  Ayat  tersebut  juga  mengakui  peran  penting  orang  tua  dalam

                        pembagian warisan dan memberi hak waris kepada ibu jika tidak ada anak yang
                        masih hidup. Selain itu, wasiat dan utang harus diperhitungkan dalam pembagian

                        warisan.  Ayat  ini  mengingatkan  umat  Islam  bahwa  aturan  pembagian  warisan
                        adalah ketetapan Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, dan mengajak

                        untuk mematuhi prinsip-prinsip keadilan dalam hukum waris Islam.


                               Di samping itu, dalam konteks hukum  perdata Indonesia (KUHPerdata),
                        pembagian warisan juga diatur dengan rinci. KUHPerdata mengakui hak ahli waris

                        dan  menjelaskan  prosedur  pembagian  warisan.  Hukum  perdata  ini  menegaskan
                        bahwa  para  ahli  waris  secara  otomatis  memiliki  hak  atas  harta  peninggalan

                        seseorang yang meninggal dan memberi panduan mengenai harta, hak, dan utang

                        yang masuk dalam pembagian warisan.

                               Dengan demikian, sumber hukum waris dalam Islam mencakup Al-Quran

                        dan  dalam  hukum  perdata  Indonesia  melalui  KUHPerdata,  dengan  keduanya
                        menekankan prinsip keadilan dalam pembagian harta warisan.


                    3.  Syarat dan Ketentuan Waris


                               Menurut Hukum Waris Islam,  berdasar Pasal 174 Kompilasi Hukum Islam,
                        kelompok ahli waris laki-laki terdiri dari ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki,

                        paman dan kakek. Kemudian ibu, anak perempuan, saudara perempuan dan nenek
                        membentuk  kelompok  ahli  waris  perempuan.  Sedangkan  ahli  waris  karena

                        perkawinan terdiri dari janda dan duda. Jika semua kelompok ahli waris ada dan
                        masih hidup,  warisan menjadi hak anak laki-laki, ayah, ibu, janda atau duda.


                               Syarat  pertama  untuk  pewarisan  adalah  pewaris  telah  meninggal    dan
                        kematiannya dapat ditetapkan tanpa bukti (mati secara substansial) atau dengan










                                                                                                      6
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14