Page 10 - Makalah_kaidah_peradilan_MELINDA EKA L
P. 10
keputusan (mati secara hukum). Kedua, pewaris masih hidup atau putusan hakim
menyatakan masih hidup pada saat kematian pewaris sah.
Sekalipun ahli waris sah masih dalam kandungan, ia berhak atas bagiannya,
jika dapat dibuktikan bahwa ia adalah ahli waris. Namun, ada juga kendala yang
membuat pewarisan menjadi tidak mungkin. Misalnya, perbedaan agama antara
pewaris dan ahli waris, perbudakan dan pembunuhan.
Sama dengan persoalan-persoalan lainnya, hukum waris juga memiliki
beberapa rukun yang harus dipenuhi. Sebab jika tidak dipenuhi salah satu rukun
tersebut, harta waris tidak bisa dibagikan kepada para ahli waris. Untuk
menghindari hal tersebut, berikut beberapa rukun :
• Orang yang mewariskan atau secara Islam disebut Al-Muwarrits, dalam hal ini
orang yang telah meninggal dunia yang berhak mewariskan harta bendanya.
• Orang yang mewarisi atau Al-Warits, yaitu orang yang memiliki ikatan
kekeluargaan dengan orang yang meninggal berdasarkan sebab-sebab yang
menjadikannya sebagai orang yang bisa mewarisi.
• Harta warisan atau Al-Mauruts, merupakan harta benda yang ingin diwariskan
karena ditinggalkan oleh mayit setelah peristiwa kematiannya.
Setiap ahli waris memiliki besaran bagian masing-masing dalam hukum
waris Islam. Untuk mengetahui hal tersebut, kamu bisa melihat tabel pembagian
harta warisan menurut Islam di bawah ini:
Tabel 1-1.
Besaran waris
Besaran
Ahli Waris Bagian Keterangan
1 anak perempuan 1/2 Seorang diri
2 atau lebih anak
perempuan 2/3 Bersama-sama
7