Page 13 - Makalah_kaidah_peradilan_MELINDA EKA L
P. 13

b.  Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang meru- pakan
                               hukum materiil dari perkawinan, dengan sedikit menying- gung acaranya.

                           c.  Peraturan  Pemerintah  No.  9  Tahun  1975  tentang  Pelaksanaan  Undang-
                               Undang  No.  1  Tahun  1974,  tentang  Perkawinan.  PP  ini  hanya  memuat

                               pelaksanaan dari beberapa ketentuan yang terdapat dalam UU No. 1 Tahun

                               1974.
                           d.  Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Sebagian dari

                               materi undang-undang ini memuat aturan yang berkenaan dengan tata cara
                               (hukum formil) penyelesaian sengketa perkawinan di Pengadilan Agama.


                               Selain itu Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 3:

                                          ُ
                                                                                             ه َ
                                                                                       ُ
                                                                                 ْ
                                               ْ
                                                                                           ْ
                       َ َْمُتْف ِ خَ ْ نإَف َ َ ََۖعاَب ُ روََ ث َ لَثوَىَنثمَِءاَسِ نلاََنِ مَمُكَلَ َ باَطَامَاوُحِكناَفَىماَتَيلاَيِفَاوطِسقُتَلَأَْمُتْف ِ خَ ْ نإو
                              ِ
                                                                             ٰ َ
                                           َ ٰ َ
                                     َ
                                                                                                     ِ َ
                                                                   َ
                                                                      ٰ
                                                        ُ
                                                             ه َ
                                                                  َ
                                                                             َ
                                                                                                      ه َ
                                                                                                 ُ
                                                                                       َ
                                                        اولوُعَتَلَأَىَنْدأََكِلَذََْمُكُنامْيأَ ْ تَكَلمَام َ ْ وأًَةَد ِ حاوَفَاولِدْعَتَلَأ
                                                                       ۚ
                                                               ٰ
                                                                                             َ
                                                                           َ
                                                                                  َ َ
                               Artinya : "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
                        hak)  perempuan  yatim  (bilamana  kamu  menikahinya),  maka  kawinilah  wanita-
                        wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut
                        tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak
                        yang  kamu  miliki.  Yang  demikian  itu  adalah  lebih  dekat  kepada  tidak  berbuat
                        aniaya." (Q.S. An-Nisa/4:3)
                               Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pernikahan merupakan
                        suatu hal yang sakral karena nikah diatur jelas baik itu oleh negara maupun oleh
                        agama.  Selain  itu,  pelaksanaan  pernikahan  juga  harus  menggunakan  prinsip
                        keadilan  sesuai  dengan  keterangan  dari  Q.S.  An-Nisa  ayat  3.  Perlu  diingat,
                        pernikahan bukan sebuah ajang perlombaan melainkan sebuah persiapan baik fisik,
                        mental,  dan  finansial  untuk  sebuah  perjalanan  panjang  mengarungi  kerasnya
                        kehidupan bersama dengan pasangan.
                    3.  Syarat dan Ketentuan Pernikahan di Indonesia
                               Prosesi pernikahan dapat dikatagorikan sah dan tidak sah bila syarat dan
                        rukun terpenuhi atau tidak, syarat dan rukun yang sesuai dengan ketentuan agama,

                        Mengenai  jumlah  rukun  nikah,  tidak  ada  kesepakatan  fuqaha.  Karena  sebagian
                        mereka  memasukkan  suatu  unsur  menjadi  hukum  nikah,  sedangkan  yang  lain









                                                                                                     10
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18