Page 7 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 7
6
saja mencapai Rp. 29,7 triliun, sedangkan narkoba hanya menghasilkan
14
keuntungan Rp12 triliun pada tahun yang sama.
Berdasarkan beberapa fakta kasus Tindak Pidana Perdagangan
Orang (TPPO) di Indonesia tersebut cukup telah menggambarkan betapa
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) merupakan suatu kejahatan
yang sudah terjadi hampir di semua daerah dan di tempat-tempat atau kota-
kota besar dan pelosok wilayah Indonesia. Jika data tersebut merupakan
data yang tercatat tahun 2006, maka saat ini dapat diprediksikan wilayah
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin meluas dan terorganisir
secara rapi serta merata dengan berbagai modus operandinya. Beberapa
modus operandi yang digunakan para pelaku Tindak Pidana Perdagangan
Orang (TPPO), antara lain, merekrut calon korban melalui TKW/TKI baik
dalam maupun luar negeri melalui lembaga-lembaga pengarah tenaga kerja
di seluruh Indonesia. Mereka yang terekrut biasanya ditempatkan pada
sebuah pemondokan pada suatu tempat dan umumnya ditempat tertentu
(tidak ada komunikasi) secara pisik dengan pihak lain kecuali atas izin
perekrut. Fakta tersebut telah menunjukkan bahwa Tindak Pidana
Perdagangan Orang (TPPO) sudah menjadi kejahatan yang telah memenuhi
kategori kejahatan melawan kemanusiaan (crime against humanity) atau
dapat disebut sebagai extra ordinary crime. Banyaknya pihak yang terlibat
dan pengorganisasian yang rapi, sistemik dan korban (victims) yang meluas
serta mengambil keuntungan dari kegiatan Tindak Pidana Perdagangan
14 Ibid.