Page 139 - S Pelabuhan 15.indd
P. 139
ATLAS PELABUHAN-PELABUHAN BERSEJARAH DI INDONESIA
pelabuhan tersebut sudah mengalami pendangkalan, dan parit penghubungnya sudah
mengalami penyempitan.
Sekitar 100 meter menuju arah hilir Batanghari dari pertemuan sungai Kumpeh,
terdapat situs yang mengandung tinggalan budaya berupa pecahan/utuhan barang-
barang kendi putih. Kendi putih ini berdasarkan gaya dan teknik pembuatannya
berasal dari sekitar abad ke-12-13 Masehi, dan merupakan barang import dari
Th ailand atau Myanmar. Melihat sebarannya yang terkonsentrasi pada satu tempat
berukuran 2 x 3 meter, diduga tempat tersebut merupakan tempat penimbunan
setelah diturunkan dari perahu.
7.3 Bugis Membangun Perahu
Asal muasalnya orang Bugis adalah petani yang hidup dari tanah-tanah pertanian.
Berbeda dengan saudaranya yang juga dari Sulawesi Selatan, Sukubangsa Makassar
adalah masyarakat bahari yang hidup sebagai nelayan dan saudagar. Sukubangsa
Bugis merasakan lahan pertanian yang semakin menyempit, maka jadilah mereka
masyarakat bahari. Bersama-sama dengan saudaranya sukubangsa Makassar, mereka
mengembara mencari daerah baru yang dapat dikelola sumberdaya alamnya,
Salah satu tempat dimana sukubangsa Bugis-Makassar dapat mengelola sumberdaya
alam adalah di daerah aliran sungai Batanghari di wilayah Provinsi Jambi. Masyarakat
Bugis-Makassar yang hidup sebagai bahariawan membuka perkampungan sementara
di dekat hutan-hutan yang kayunya dapat diambil untuk membangun perahu pinisi.
Perkampungan mereka mengambil tempat di tepian Batanghari.
Perkampungan sementara orang Bugis yang membangun pinisi sekarang sudah
tidak ada lagi sejalan dengan langkanya bahan baku kayu. Namun beberapa orang
Bugis sudah tinggal menetap di tepian anak Batanghari. Mereka bermatapencaharian
sebagai pengrajin perahu yang ukuran tonasenya sekitar 8 ton. Secara fi sik perahu
yang mereka buat berukuran panjang sekitar 15 meter, lebar 3 meter dan tinggi 2
meter.
127