Page 152 - S Pelabuhan 15.indd
P. 152
ruk di sebelah barat, Sungai Penedan di sebelah utara, dan Sungai Rendang/Sungai
Ka rang Waru di sebelah timur. Sungai Penedan merupakan se buah kanal yang meng-
hu bungkan Sungai Kemenduran, Sungai Kapuran, dan Sungai Kebon Duku. Karena
sungai-sungai ini saling berhubungan, penduduk yang mengadakan perjalanan dari
Sungai Ren dang ke Sungai Tengkuruk, tidak lagi harus keluar melalui Sungai Musi.
Dari petunjuk ini dapat diper oleh gambaran bahwa aktivitas sehari-hari pada masa
itu telah berlang sung di darat agak jauh dari Sungai Musi.
8.5 Kuto Tengkuruk
Kawasan inti Keraton Ke sul tanan Palembang-Darus salam pada masa pemerintahan
Sultan Mahmud Ba daruddin I luasnya sekitar 50 hektar dengan batas-batas di
sebelah utara Sungai Kapuran, di sebelah timur ber batasan dengan Sungai Teng ku-
ruk (sekarang menjadi Jl. Jenderal Soedir man), di sebelah selatan berbatasan dengan
Sungai Musi, dan di sebelah barat berbatasan dengan Sungai Seka nak. Pada awalnya
di areal tanah yang luasnya sekitar 50 hektar ini hanya terdapat bangunan Kuto
Batu atau Kuto Tengkuruk dan Masjid Agung dengan sebuah menara yang atapnya
berbentuk kubah. Pada saat ini batas kota Pa lembang kira-kira di sebelah timur ber-
batasan dengan Kompleks PT. Pusri, di sebelah selatan ber batasan dengan Sungai
Musi, di sebelah barat berbatasan dengan Sungai Lambidaro (36 Ilir), dan di sebelah
utara hingga sekitar Pasar Cinde.
Masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo (wafat tahun
1757), banyak membuat bangunan batu. Selain membangun Kuto Tengkuruk dan
Masjid Agung, beliau juga membangun musoleumnya yang kini dikenal dengan
nama Kawah Tengkurep. Kompleks Pemakaman ini sekarang masuk dalam kawasan
Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang. Berdasarkan catatan lama,
pemakaman ini dibangun tahun 1728.
140