Page 206 - S Pelabuhan 15.indd
P. 206
Suasana galangan kapal Pulau
Onrust. Dok tempat kapal
diperbaiki mengambil lokasi di
sebelah selatan pulau karena di
tempat ini angin dan ombak
tidak demikian kuat. Di balik
bangunan tampak menjulang
dua buah kincir angin. Kedua
kincir ini letaknya di sisi utara
pulau.
merasa pulau-pulau itu termasuk wilayah teritorial Jayakarta karena letaknya dekat
dengan kota Jayakarta. Sebaliknya Banten merasa lebih berhak karena Kepulauan
Seribu termasuk dalam wilayah kekuasaannya. Di tengah pertikaian itu kemudian
Belanda datang ke Jayakarta. Saat itu Belanda gagal memonopoli perdagangan
rempah di Banten, kemudian mengalihkan perhatiannya ke Jayakarta.
Pada tanggal 10-13 November 1610 di Jayakarta disepakati perjanjian antara
Belanda dan Jayakarta yang menyatakan bahwa orang-orang Belanda diperbolehkan
mengambil kayu untuk membuat dan memperbaiki kapal-kapalnya di Teluk Jakarta.
Dalam pertemuan itu Belanda diwakili oleh L. Hermit dan Jayakarta diwakili oleh
Pangeran Jayakarta. Melihat banyaknya kapal yang berlayar ke Asia/Asia Tenggara
dan perlu perbaikan setelah menempuh pelayaran yang jauh, Belanda berkeinginan
membangun galangan kapal di salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Untuk maksud
tersebut, pulau yang dipilih adalah Pulau Onrust. Pembangunan galangan kapal
dimulai pada tahun 1613.
Pada tahun 1615 VOC membangun sebuah galangan kapal dan sebuah gudang kecil
di Pulau Onrust. Selain kedua bangunan tersebut, Jan Pieterzoon Coen menginginkan
Onrust sebagai koloni. Untuk itu kemudian ia mendatangkan orang-orang Cina ke
194 Onrust. Orang Cina dikenal sebagai tukang yang rajin dan ulet. Konsekuensinya