Page 201 - S Pelabuhan 15.indd
P. 201
ATLAS PELABUHAN-PELABUHAN BERSEJARAH DI INDONESIA
11.3 Batavia
Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di
Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal abad ke-17 diperintah oleh Pangeran
Jayakarta, salah seorang kerabat Sultan Banten. Pada tanggal 30 Mei 1619, Vereenigde
Oost-Indische Compagnie (VOC) dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen menduduki
Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Banten dan kemudian mengubah namanya
menjadi Batavia. Di atas reruntuhan puing Jayakarta yang ditinggalkan penghuninya
kemudian dibangun pemukiman yang baru. Kota Batavia yang berada di sebelah
timur Ciliwung luasnya 64.800 meter².
Selama kolonialisasi Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan
penting. Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak
sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali, Sulawesi, Maluku,
Cina, dan Malabar (India). Waktu itu luas Batavia hanya mencakup daerah yang
saat ini dikenal sebagai Kota Tua di Jakarta Utara. Sebelum kedatangan para budak
tersebut, sudah ada masyarakat Sunda yang tinggal di wilayah Jayakarta seperti
masyarakat Jatinegara Kaum. Sedangkan suku-suku dari etnis pendatang, pada zaman
kolonialisme Belanda, membentuk wilayah komunitasnya masing-masing. Maka di
Jakarta ada wilayah-wilayah bekas komunitas itu seperti Pecinan, Pekojan, Kampung
Melayu, Kampung Bandan, Kampung Ambon, Kampung Bali, dan Manggarai.
Setelah VOC berhasil menduduki Jayakarta dan merubah namanya menjadi Batavia,
dimulailah masa pembangunan kota yang sebelumnya telah diratakan. Pada waktu
yang hampir bersamaan (1618) dibangun benteng untuk menggantikan benteng
lama Fort Jacatra. Benteng yang baru ini bentuknya sama tetapi luasnya 9 kali Fort
Jacatra dan diberi nama Kasteel Batavia. Letaknya pada dinding timur Fort Jacatra.
Kasteel Batavia adalah benteng persegi empat seluas 57.600 meter² dengan empat
buah bastion di keempat sudutnya, yaitu Bastion Diamant di sudut baratdaya, Bastion
Robijn di sudut baratlaut, Bastion Saphier di sudut timurlaut, dan Bastion Parel di
sudut tenggara.
Setelah dipimpin oleh beberapa Gubernur Jenderal yang menggantikan J.P. Coen,
Batavia mengalami perkembangan. Berdasarkan peta yang dibuat oleh van der Parra,
kota Batavia dapat dibagi menjadi tiga bagian/wilayah, yaitu Kasteel (mungkin
sebagai tempat tinggal Gubernur Jenderal), pusat kota yang dikelilingi oleh tembok
189
pertahanan kota, dan luar tembok pertahanan kota.