Page 255 - S Pelabuhan 15.indd
P. 255
ATLAS PELABUHAN-PELABUHAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Pelabuhan Ampenan, Lombok Barat Pengangkutan ternak di pelabuhan Ampenan, Lombok Barat
membuat perdagangan menjadi ramai dan raja memungut cukai atas perdagangan.
Menurut van Der Kraan dalam bukunya, Lombok: Conquest, Colonization and
Underdevelopment 1870-1940, disebutkan bahwa penghasilan yang diterima Raja
Lombok karena mengontrol pelabuhan dan perdagangan sekitar f. 126.625 pertahun
(der Kraan 1980, 11).
Peningkatan produksi beras di Nusa Tenggara pada abad ke-19, memicu perdagangan
beras yang ramai, terutama mengeksportnya kedaerah lainnya di Nusa Tenggra di
mana tanah sawah sangat sedikit. Di Lombok pada abad ke-19, termasuk daerah
yang cukup subur dengan luas sawah irigasi lebih dari 25.000 Ha dan lebih dari
45.000 Ha sawah tadah hujan. Sehingga Lombok merupakan daerah dengan hasil
beras yang melimpah. Pada tahun 1890, Lombok mengeksport beras seharga 20.000
rijksdaalder, minyak kelapa 600 rijksdaalder, dan tembakau 13.000 rijksdaalder. Serta
mengimpor opium seharga 4200 rijsdaalde, tekstil 3200 rijksdaalder dan Arak dan
Brendi senilai 900 rijksdaalder (der Kraan 1980, 11-12). Selain itu juga kuda dan
teripang meruapakan mata dagangan ekspor dari Lombok.
Barang-barang tersebut seringkali dipertukarkan dengan produk-produk tekstil,
senjata, porselaian, sutera dan juga opium. Perdagangan opium di Lombok berasal
dari para pedagang Inggris, Belanda dan Bugis sejak tahun 1840-an. Perdagangan
ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena raja Lombok melarang pemakaian
opium, meski dia mempunyai pabrik pengolahan opium di Bali yang dikerjakan oleh
orang Cina. Bisnis opium ini memberikan keuntungan yang besar bagi raja, karena
banyak orang Cina dan Bali menghisap opium atau candu. 243