Page 258 - S Pelabuhan 15.indd
P. 258
Kapal uap Curacau pada tanggal 12 Januari 1877 tiba di Sumba.
Pada bulan yang sama dua perahu Ende dan Paduwakang
dengan awak 27 orang dan dengan muatan beras dari Pedjoe
datang ke Sumba. Pada bulan April 1877 kapal Brano tiba di
Sumba untuk mengangkut kuda ke Surabaya. Pada saat yang sama
Kapal uap Bromo milik pemerintah Hindia Belanda juga berlabuh
di Sumba. Pada bulan Mei 1877 ada 1426 ekor kuda yang dikirim
dari Sumba dikirim ke Jawa (Arsip Timor no. 115, 1877).
Perkembangan perdagangan di kepulauan Nusa Tenggara bagian
timur cukup dinamis, karena hasil-hasil alam yang khas yang
membuat banyak kapal-kapal dagang dari luar yang berdatangan ke
pelabuhan-pelabuhan di wilayah ini. Seperti kayu cendana, kuda,
lilin, beras, sarang burung dan tanduk kerbau.
Tumpukan padi hasil panen
di Bali, komoditas yang laku
diperdagangkan di Indonesia 16.1 Pelabuhan di Pulau Bali Selatan
Timur
Bali bukan saja merupakan propinsi yang penuh dengan keindahan alam dan tradisi
yang terpelihara, dalam sejarah Bali pelabuhan-pelabuhan di Bali juga tercatat sebagai
pelabuhan yang memiliki aktivitas yang ramai. Pelabuhan Kuta dan Karangasem ialah
pelabuhan-pelabuhan yang penting di Bali.
16.1.1 Pelabuhan Kuta
Pelabuhan Kuta merupakan pusat perdagangan yang penting bagi Kerajaan Badung
di bagian selatan Bali. Letaknya sangat strategis di bagian barat tanah genting yang
menjorok ke selatan. Sementara itu di sebelah timur tanah genting terdapat pelabuhan
Tuban yang juga sangat ramai. Kedua pelabuhan ini sangat penting sebagai tempat
persinggahan yang aman baik di musim hujan atau kemarau. Pada saat angin bertiup
dari arah barat di musim hujan di bulan Oktober sampai April, kapal-kapal dapat
berlindung dan singgah di pelabuhan Tuban di pantai timur. Sementara itu pada saat
angin bertiup dari arah tenggara yang membawa musim kemarau pada bulan April
sampai Oktober, kapal-kapal dapat berlabuh di pelabuhan Kuta.
246