Page 256 - S Pelabuhan 15.indd
P. 256

Budak milik Raja di Sumba





                                     Dari catatan arsip Keresidenan Timor, kita dapat lihat bahwa opium atau candu juga
                                     merupakan mata dagangan yang cukup penting sejak awal abad ke-19.


                                     Meskipun pada abad ke-19, pemerintah kolonial Hindia Belanda berangsur-angsur
                                     menguasai daerah-daerah di kepulauan Nusa  Tenggara bagian timur. Namun

                                     perdagangan lokal dan regional yang menghubungkan antar pulau di wilayah ini
                                     dengan daerah-daerah lainnya di Nusantara dan bahkan dengan wilayah yang lebih
                                     jauh lagi, yaitu adanya pelayaran dari kapal-kapal Cina yang sudah sejak abad ke-

                                     16 bahkan sebelumnya secara rutin menyinggahi kepulauan ini untuk mendapatkan
                                     kayu cendana.

                                     Kepulauan Solor, Ende dan pulau Sumba merupakan pusat-pusat kekuatan ekonomi

                                     dan pertahanan yang baik bagi siapapun yang menguasainya. Tidak heran Portugis
                                     dan Belanda berusaha memperebutkannya sejak abad ke-17. Namun Belandalah
                                     yang ternyata lebih kuat dan mendesak kekuasaan Portugis menyingkir ke arah timur
                                     pulau Timor.  Belanda kemudian menguasai daerah-daerah tersebut terutama pada

                                     abad ke-19.

                                     Dominasi orang Ende atas perdagangan ini membuat pemerintah Belanda  sulit
                                     untuk melakukan kegitan dagang mereka. Sehingga tahun 1838 dengan alasan

                                     untuk menghapuskan perdagangan budak, pelabuhan Ende diserang dan diduduki.
      244                            Setelah itu muncul kekuatan baru dalam perdagangan di Ende, justru dipelopori
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261