Page 257 - S Pelabuhan 15.indd
P. 257

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            oleh Residen  Timor, Gronovius. Dengan bekerjasama dengan seorang pedagang

            Arab, Syarif Abdulrahman, mereka mengendalikan perrdagangan di Ende. Selain
            ingin mnendapatkan hasil-hasil hutan, seperti lilin lebah, kayu cendana dan sarang
            burung, Syarif Abdulrahman bekerjasama dengan para penguasa Sumba untuk
            mengembangkan perdagangan ternak, terutama kuda (Parimartha 2002, 243-246).


            Menurut laporan Residen Timor kepada Gubernur Jenderal tanggal 20 Januari 1839
            Pelabuhan Ende merupakan pelabuhan dagang yang ramai dikunjungi oleh kapal-

            kapal. Selain itu orang Ende juga mengembangkan pelayaran dan perdagangannya
            di tingkat lokal. Untuk mengatur pertukaran barang di pelabuhan Ende, Raja Ende
            mengangkat petugas yang disebut Raja Sabandar. Orang-orang Ende banyak yang
            berlayar ke Sumba untuk membeli kuda, kayu cendana, sarang burung, tripang dan

            terutama mereka jugamelakukan perdagangan budak. Di Pulau Sumba para raja
            setempat juga menjual budak mereka kepada orang-orang Ende atau bahkan orang-
            orang Ende ini melakukan penyerangan dan penangkapan terhadap orang-orang
            yang mereka temui di desa-desa pantai (Parimartha 2002, 242-243).


            Kedudukan Pulau Sumba dalam pelayaran dan perdagangan di Nusantara juga sangat
            strategis, bahkan dalam laporan Residen Timor kepada Gubernur Jenderal tanggal

            20 Januari 1839,  menggambarkan posisi Pulau Sumba yang menjadi jalur pelayaran
            niaga lintas Amerika-Cina atau Eropa-Cina dan jalur Sumba-Australia Selatan.
            Namun potensi ini tidak diimbangi dengan kekuatan yang cukup untuk mengawasi
            perdagangan tersebut. Sehingga pemerintah tidak cukup kuat untuk mengatasi
            masalah penyelundupan barang-barang yang  keluar dan masuk, seperti perdagangan

            budak, perdagangan tripang dan rempah-rempah. Selain itu banyaknya para nelayan
            dari luar wilayah Keresidenan  Timor yang mencari ikan di perairan Laut Sawu.
            Seperti halnya para nelayan dari Ternate yang menangkap ikan di perairan Timor.

            Dilaporkan juga mata dagangan dari Sumba berupa, kayu cendana, sarang burung
            bermutu, tripang, kuda, kerbau dan domba. Pelabuhan Waingapu juga menjadi lebih
            ramai lagi karena beberapa produk tanaman kerasa berhasil dibudidayakan di pulau
            Sumba antara lain tebu, indigo dan lada (Arsip Timor no.170).


            Pada bulan Maret 1876, situasi perairan di sekitar Sumba tidak aman, karena
            banyaknya  terjadi perompakan di laut, pembunuhan dan ketidak puasan terhadap
            perdagangan budak yang dimonopoli oleh Syarief Abdul Rachman, pedagang Arab

            di Ende yang menjadi penanggung jawab bisnis perdagangan Residen Timor di Ende                     245
            (Arsip Timor no. 114, 1876).
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262