Page 32 - S Pelabuhan 15.indd
P. 32

Namun perdagangan yang paling utama pada abad ke-16 sampai 18 adalah rempah-

                                     rempah. Rempah-rempah inilah yang menarik perhatian bangsa Eropa berdatangan
                                     ke Nusantara dengan melakukan pelayaran samudera  menyusuri pantai Afrika
                                     menuju ke India dan Selat Malaka. Sepertinya rempah-rempah yang produksinya
                                     lebih sedikit dibandingkan produksi beras, tekstil, tuak, dan ikan asin ini telah

                                     menjadi produk yang sangat dicari karena harganya yang mahal. Di samping itu
                                     rempah-rempah yang terdiri dari cengkeh, pala, dan bunga pala hanya tumbuh di
                                     kepulauan Maluku. Cengkeh hanya dihasilkan di  Ternate,  Tidore, Makian, dan
                                     Moti. Kemudian pada abad ke-16 pohon cengkeh juga ditanam  di Pulau Bacan,

                                     Ambon, dan Seram. Sedangkan bunga pala hanya tumbuh di kepulauan Banda dan
                                     Seram Selatan. Sementara itu hasil hutan berupa kayu cendana juga merupakan mata
                                     dagangan yang laku di pasaran Cina dan India sehingga kayu cendana yang berasal
                                     dari Timor tersebut memiliki nilai jual yang tinggi.


                                     Tomé Pires dalam pelayarannya tahun 1515 di Maluku, menuliskan pendapatnya
                                     tentang tanaman rempah-rempah dan kayu cendana, sebagai berikut:


                                           Pedagang Melayu mengatakan bahwa Tuhan menciptakan Timor untuk kayu
                                           cendana dan Banda untuk bunga pala (fuli) dan Maluku untuk cengkeh, dan

                                           barang dagangan ini tidak dikenal di tempat lain di dunia kecuali di tempat
                                           itu (Reid 1999, 2-4).

                                     Laporan  Tome Pires di atas menunjukkan bahwa produk rempah-rempah dan

                                     kayu cendana merupakan mata dagangan ekspor  yang menjanjikan keuntungan
                                     besar bagi para pedagang. Para pedagang dari Jawa, Bugis, Makasar, Melayu, dan
                                     lain-lain berbondong-bondong berdatangan ke Maluku  dan Nusa Tenggara bagian
                                     timur untuk membeli rempah-rempah dan kayu cendana. Di sana para pedagang

                                     menukarkan barang-barang yang mereka bawa dari tempat asalnya atau dari Cina
                                     dan India, seperti beras, tekstil, benda logam, sutera, porselen/keramik, dan lain
                                     sebagainya.


                                     Armada Portugis pertama kali melakukan pelayaran ke Nusantara dibawah pimpinan
                                     Aff onso d’albuquerque, sekaligus menaklukkan Bandar Malaka  pada tahun 1511
                                     yang dikenal sebagai pasar rempah-rempah di Asia Tenggara. Namun kenyataannya

                                     Malaka hanyalah  gudang rempah-rempah, sedangkan penghasil rempah-rempah
                                     ada di kepulauan Maluku. Dengan demikian maka segera dikirim armada kapal ke
       20
                                     Maluku, terutama ke Ternate dan Tidore. Selama hampir setengah abad kekuatan
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37