Page 34 - S Pelabuhan 15.indd
P. 34

Pohon-pohon yang membuahkan pala dan bunga pala itu tidak berbeda

                                           dengan pohon buah pir, tetapi daunnya lebih pendek dan bundar, baik
                                           untuk peneyembuh sakit kepala, untuk ibu dan untuk syaraf. Pala terbalut
                                           oleh tiga jenis kulit. Yang paling utama dan paling luar seperti daging kelapa,
                                           yang membalut buahnya, adalah bunga pala, yang berguna bagi obat-obatan.

                                           Buah pala menenangkan otak, menajamkan daya ingat, menghangatkan dan
                                           menguatkan tenggorokan, mengusir angin dari tubuh, menyegarkan nafas,
                                           melancarkan kencing dan menghentikan mencret, bunga pala terutama baik
                                           untuk selesma dan untuk pria yang lemah, menghilangkan rasa marah dan

                                           memudahkan buang angin. Pohon cengkeh banyak dahannya dan bunganya
                                           tidak sedikit, yang kemudian menjadi buah-buah yang dinamakan ‘cloves’
                                           karena bentuknya mirip cakar atau ’claws’. Cengkeh banyak digunakan untuk
                                           memasak daging maupun meramu obat. Air cengkeh hijau yang disuling

                                           harum baunya, dan menguatkan jantung, yang sakit cacar menjadi berkeringat
                                           dengan cengkeh, bunga pala, dan cabe hitam. Cengkeh memperkuat hati,
                                           tenggorokan, jantung, melancarkan pencernaan, memudahkan ke luarnya
                                           kencing, dan bila ditaruh di mata dapat memelihara penglihatan (Laporan Van

                                           Lindsschotten 1595 dalam Hanna 1996, 9-10).

                                     Daya tarik rempah-rempah dari kepulauan Maluku telah menarik kedatangan para

                                     pedagang pribumi dengan membawanya ke pusat-pusat pasar perdagangan di Jawa
                                     dan di Malaka. Dari Bandar Malaka inilah rempah-rempah menyebar ke Cina, India,
                                     Asia Barat, dan Eropa. Laporan Van Lindsshchotten di atas membawa pengaruh bagi
                                     pelayaran kapal-kapal Belanda ke Maluku untuk mencari rempah-rempah. Perjalanan

                                     kapal-kapal dagang asing dan pribumi terutama dari arah barat ke  Maluku menjadikan
                                     rute laut yang menyusuri Laut Jawa, Laut Flores, dan Laut Banda menjadi sangat
                                     ramai. Sudah barang tentu kapal-kapal tersebut akan menyinggahi daerah-daerah di
                                     Nusa Tenggara sebagai tempat transit. Di samping itu daerah Nusa Tenggara juga

                                     menghasilkan produk-produk yang laku di kalangan pedagang asing terutama hasil
                                     kayu cendana, madu, lilin, dan kayu sapan.

                                     Ramainya perdagangan rempah-rempah dan berbagai produk lainnya menjadikan

                                     India Timur (East Indies) bukan hanya menjadi kutub yang menarik namun juga
                                     menjadi jalur persilangan yang sibuk bagi pelayaran dan perdagangan. Posisi Selat


       22
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39