Page 75 - S Pelabuhan 15.indd
P. 75

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            4.3.   Upacara dalam Pembuatan Pinisi


            Dalam usaha untuk membuat perahu sebagai suatu teknologi yang muncul dari

            kebudayaan masyarakat Bugis, pembuatan perahu akan berkaitan dengan pranata
            sosial lain yang berlaku dalam masyarakat, salah satu pranata sosial yang sangat erat
            kaitannya adalah pranata keyakinan. Dengan adanya pranata keyakinan dalam sistem
            teknologi yang ada, maka dalam pembuatan perahu terdapat juga upacara-upacara

            yang berkenaan dengan keselamatan terhadap proses dan hasil pembuatan perahu
            yang bersangkutan.
            Upacara-upacara yang dilaksanakan terdiri dari:
            1.    upacara penebangan kayu: sebelum dilakukan upacara penebangan, terlebih

                  dahulu dilakukan pencarian bahan, setelah proses pemilihan bahan barulah
                  dimulai persiapan yang menyangkut rencana pene bangan. Pada tahap awal
                  pelaksanaan penebangan dilakukan upa cara tertentu. Kayu yang menjadi bahan
                  utama antara lain kayu jati (Lat. Tectona grandis), kayu besi (Lat. Ensideraxy

                  lon swageri), kayu bayan, kayu suryan (Lat. Vitoe cavansusrein), dan lainnya.
                  Upacara ini dimak sudkan agar kekuatan-kekuatan supernatural di alam atau di
                  pohon-pohon tidak mengganggu para pekerja. Di samping itu melalui upacara
                  diharapkan pekerjaan akan lancar dan berhasil baik.

            2.    upacara annattara/annatta: upacara ini dilakukan pada saat akan dilakukan
                  pemotongan ujung lunas untuk disambung dengan sambungan kayu yang
                  lainnya. Upacara ini merupakan simbolis “pertemuan” ayah dan ibu. Dalam
                  upacara itu biasanya digunakan sesaji dan sarana-sarana lainnya. Sesaji antara

                  lain terdiri dari pedupaan untuk membakar kemenyan, ayam dan satu sisir
                  pisang panjang, serta kain putih.
            3.    upacara Appassili: upacara ini dimaksudkan sebagai penolak bahaya yang
                  mengancam, sesaji atau sarana upacara lain terdiri dari kue-kue tradisional.

                  Dalam upacara tersebut dilakukan pembacaan doa-doa yang dilaksanakan di
                  atas perahu (barasanji), seorang guru memba ca kan mantra sebagai penolak
                  bala.
            4.    upacara Ammossi’, yaitu upacara yang dilakukan menjelang pembuatan perahu

                  selesai. Upacara ini dapat diidentikkan dengan upacara pemotongan pusat
                  bayi. Upacara dilakukan dengan memberi pusat pada bagian tengah perahu
                  atau  kalabiseang  (balok dasar atau lunas perahu). Sesaji yang dipergunakan
                  yaitu pisang, kelapa, ayam, gula merah dan lain-lain.
                                                                                                                63
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80