Page 72 - S Pelabuhan 15.indd
P. 72
4.2 Jenis Perahu
Keahlian membuat perahu dikuasai oleh orang-orang dari daerah Ara, Lemo-lemo
dan Bira. Keahlian dari orang-orang di tiga daerah ini dikuatkan oleh adanya mitos
Sawerigading dimana kapal Sawerigading lunasnya terdampar di pantai Ara, sottingnya
terdampar di pantai Lemo-lemo dan tali temalinya di pantai Bira. Oleh karena itu
keahlian membuat perahu hanya dimiliki oleh orang-orang dari ketiga daerah dimana
terdamparnya perahu Sawerigading.
Berbagai macam bentuk dan jenis ini akan sesuai dengan fungsinya masing-masing
berkaitan dengan aktivitas yang dilaksanakannya. Jenis-jenis perahu yang dapat
ditemui pada masyarakat di Sulawesi Selatan antara lain adalah:
Sampan, biasanya dibuat dari batang kayu yang besar, dengan cara dipahat/dikeruk
untuk mendapat rongga memanjang. Rongga atau ruang ini untuk penumpang dan
barang. Pada bagian depan dan belakang runcing dan tipis dengan maksud agar dapat
bergerak cepat. Sampan atau biasanya di Sulawesi Selatan disebut lepa-lepa digunakan
untuk menangkap ikan (memancing atau menjala) dan hanya dinaiki oleh dua atau
tiga orang. Jenis inilah yang banyak dijumpai di gua-gua dalam bentuk lukisan.
Soppe, jenis perahu yang sudah lama berkembang dan digunakan oleh masyarakat
sejak jaman pra sejarah. Jenis perahu inilah yang diduga oleh para ahli sebagai
perahu tua yang digunakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dalam usahanya
untuk bermigrasi mencari daerah yang lebih aman. Perahu soppe biasanya disebut
juga dengan perahu bercadik. Bentuknya menyerupai jenis perahu sampan, tetapi
dibuat lebih panjang dan lebih besar. Pada bagian sisi kanan dan kirinya dibuat alat
keseimbangan yang disebut dengan cadik dan dibuat dari batang bambu. Untuk
penyangga cadik biasanya dibuat dari kayu agar lebih tahan lama. Perahu soppe
biasanya dilengkapi dengan layar berbentuk segitiga untuk penggerak laju perahu.
Perahu-perahu semacam ini dapat disaksikan hampir di seluruh Indonesia tetapi
tentunya dengan nama-nama yang berbeda-beda.
Jarangka, perahu ini bentuknya seperti perahu soppe tetapi lebih besar dan dinding
kanan kiri terdapat dinding yang lebih tinggi disertai atap yang terbuat dari daun
atau papan sebagai tempat berteduh. Perahu ini mempergunakan sebuah layar yang
berbentuk segi empat dan ada juga yang mempergunakan dua buah layar lebar.
60