Page 74 - S Pelabuhan 15.indd
P. 74
depan dipasang layar berbentuk segi tiga yang lebih kecil. Daya angkut perahu jenis
ini mencapai 10 ton. Dengan perahu inilah pada kira-kira abad ke-16 digunakan oleh
orang Makasar untuk mencapai benua Australia dalam usahanya mencari tripang,
kerang dan mutiara. Pada perkembangan kerajaan Goa, Somba Opu, orang-orang
Makasar telah menggunakan perahu jenis ini untuk berdagang ke timur dan barat.
Lambok, perahu jenis ini adalah perahu khas milik orang Mandar dan orang Buton.
Bentuknya seperti sekoci dengan buritan bulat, sedangkan haluannya runcing dan
mencuat ke atas. Perahu ini mempunyai daya angkut 15 – 60 ton.
Pajala dan Patorani, kedua perahu ini mempunyai bentuk yang hampir sama.
Perahu ini berlayar dengan menggunakan layar segi empat dengan sebuah tiang layar
yang besar. Daya angkut dari perahu jenis ini adalah sekitar 4 ton.
Salompong, adalah sejenis perahu berukuran besar dengan layar berbentuk persegi
empat besar dengan tiang penyangga layar berada di bagian depan perahu.
Pinisi, jenis perahu ini pada da sarnya tidak hanya semata sebagai alat transportasi
untuk mengangkut orang dan barang, akan tetapi lebih kearah pada simbol
keperkasaan, kemajuan dan kebanggaan bagi ma syarakat sukubangsa Bugis. Se hingga
pembuatan perahu ini harus disertai dengan segala ma cam mi tos dan ritual. Semangat
dari orang Bugis ini terpampang pada suatu pepatah yang telah mendarah daging bagi
masyarakat, yaitu ”Kualleangi tallang na towella” yang berarti “lebih baik tenggelam
daripada surut kembali sebelum tujuan tercapai (mencapai tujuan)”.
Perahu lambok dari Mandar. Perahu pinisi dengan dua tiang layar. Perahu ini sekarang banyak
yang dimanfaatkan untuk pelayaran wisata (traditional cruise) di
62 kawasan timur Indonesia.