Page 14 - BAB I
P. 14
Abdul Adzim Irsad
Sementara pernikahan pada umumnya, makin tua makin berkurang
mesranya. Bawaanya marah melulu, dan gampang tersinggungan.
Bagaimana menikmati indahnya kemesraan ketika usia
remaja, jika melihat pasangannya saja membosankan. Jadi, masa-
masa indah seperti bermesraan seperti waktu muda, atau dikala waktu
kemantin baru sudah tidak lagi.
Memanggilnya saja, juga tidak lagi seindah dahulu ketika
masih baru bertemu. Ini disebabkan karena masing-masing sudah
tidak lagi bernafsu, karena umurnya sudah tua renta, organ-organ
tubuhnya juga sudah tidak berdaya. Yang dulunya kuat, cerdas,
gagah perkasa, namun ketika usia lansia semua menjadi sirna, bahkan
hanya menjadi sebuah cerita. Walapun masih ada pasangan yang
romantis dan harmonis hingga usia senja, tetapi itu sangat jarang dan
langka.
Tetapi, tidak dengan Muhammad SAW. Beliau tetap
memelihara cinta serta kasih sayang kepada pasanganya, baik lewat
ungkapan, ucapan, serta prilaku sehari-hari. Setiap menjelang tidur,
Muhammad SAW. selalu mengambil ari wudhu’, selanjutnya
beranjak tidur sekamar dengan istrinya. Dalam hal ini, sang istri
Aisyah r.a menuturkan:
ﷲ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟاو �أ ﻞﺴﺘﻏأ ﺖﻨﻛ ﺖﻟﺎﻗ ﺔﺸﺋﺎﻋ ﻦﻋ
( يرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور ) ﺔﺑﺎﻨﺟ ﻦﻣ ﺪﺣاو ء�إ ﻦﻣ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ
Diriwayatkan dari Aisah ra, beliau mengatakan “Saya
waktu itu sedang mandi, saya dan Nabi bersama-sama
mengambil air dari satu bejana ketika sedang Jinabat
(HR.Bukhori).
Dalam redaksi lain, telah diceritakan pula dari Atha' bin Yasar:
“Sesungguhnya Rasulullah Saw. dan 'Aisyah ra biasa mandi bersama
dalam satu bejana. Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut
dengan 'Aisyah, tiba-tiba 'Aisyah bangkit. Beliau kemudian bertanya,
'Mengapa engkau bangkit?' Jawabnya, 'Karena saya haidh, wahai
Rasulullah.' Sabdanya, 'Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah dan
dekatlah kembali kepadaku.' Aku pun masuk, lalu berselimut
bersama beliau.” (HR Sa'id bin Manshur).
14