Page 10 - BAB I
P. 10
Abdul Adzim Irsad
Dalam satu raka'at ternyata beliau terus memulai surat Ali
Imran kemudian terus mem-bacanya saya berbicara di dalam hati
“(mungkin) beliau mau ruku setelah selesai Ali-Imron, ternyata
beliau terus membaca surat An Nisa sampai habis. Beliau membaca
surat-surat tersebut dengan bacaan tartil. Setiap kali membaca ayat
yang menyebutkan kemahasucian Allah SWT beliau selalu bertasbih
(mengucapkan subhanallah).
Setiap kali membaca ayat yang berisikan permohonan, beliau
pasti berdoa. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan
permintaan berlindung diri kepada Allah SWT, beliau segera
mengucapkan ta'awwudz. Ketika ruku’ beliau membaca “Subhaana
Rabbiyal ‘Adzhiim (Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung.”).
Durasi ruku’ Rasulullah SAW sama dengan lama berdirinya.
Kemudian beliau mengucapkan “Sami’allahuliman hamidah,
Rabbana lakal hamdu (Ya Tuhan kami, segala puji bagi-Mu).
Kemudian beliau berdiri (i'tidal), hampir sama lamanya dengan
ruku'. Kemudian beliau sujud dan membaca “subhaana Rabbiyal
‘A’la. Sujud beliau hampir sama dengan lama i'tidal”. (HR.
Muslim).
5
Jumlah rakaat shalat Rasulullah SAW begitu banyak, baik
ketika bulan suci Ramadhan, atau hari hari biasa. Yang lebih menarik
lagi, ketika melaksanakan shalat tahajjud begitu panjang dan lama.
Ini sangat melelahkan bagi kita, tetapi sangat indah nan
menyenangkan bagi Rasulullah SAW, karena waktu itulah beliau
berkomunikasi langsung dengan sang pencipta.
Belum lagi jadwal beliau yang sangat padat, mulai menjadi
pemimpin dan Imam sholat lima waktu di Masjid, berperang dijalan
Allah SWT, serta melayani masyarakat. Nyaris, waktu Rasulullah
SAW semua bermanfaat bagi umat. Dalam waktu yang sama, beliau
SAW harus melayani kebutuhan istri-istrinya yang jumlahnya lebih
dari empat. Rasulullah SAW tetap bisa maksiamal, kuat, dan tetap
bisa interaktsi dengan keluarganya, juga serta tetap mesra
membersamai istri-istrinya.
5 Irsad, Abd.Adzim. MADINAH, Keajaiban dan Keagungan Kota
Nabi -104-A-Plus, Kelompok Ar-Ruz Media-Jokjakarta-2009
10