Page 9 - BAB I
P. 9
Rumah Tangga Makin Tua Makin Mesra
Bagian Kedua
Kemesraan Nabi Ketika Poligami
Selama mengarungi behtera rumah tangga dengan Khadijah r.a,
Muhammad SAW. tidak pernah menikah dengan wanita lain. Tetapi,
ketika sang istri tercinta telah tiada, Muhammad SAW. mulai berfikir
untuk menikah agar supaya tujuan-tujuan risalah islamiyah bisa
terwujud. Akan tetapi, Khadijah r.a tetap di hati Muhammad SAW,
tidak bisa lenyap walau sekejap dari hatinya. Itulah cinta pertama
yang begitu mengesankan sepanjang jaman.
Ketika Muhammad SAW menentukan pilihan menikah lagi,
itu tidak lepas dari wahyu-Nya. Bukan karena Muhammad SAW
pencinta wanita muda, tetapi semua itu karena ada tujuan yang sangat
mulia. Walaupun Muhammad SAW menikah lagi, beliau bisa
mengatur waktu dengan sabaik-baiknya. Waktu untuk masyarakat,
tetangga, dakwah. Sebagai seorang utusan, Muhammad SAW juga
tidak pernah meninggalkan kewajibannya, seperti puasa dan sholat
malam.
Menurut penuturan sang istri, Aiysah r.a. Beliau shalat setiap
malam hingga kakinya bengkak. Masih penuturan sahabat. Al-Aswad
bin Yazid berkata “Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah ra. tentang
shalat malam Rasulullah SAW, sang istri Aisyah r.a
menjawab”biasanya beliau tidur di awal malam, kemudian tengah
malamnya beliau bangun mengerjakan shalat malam. Bila merasa
ada keperluan beliau segera menemui istri. Beliau segera bangkit
begitu mendengar seruan adzan. Beliau segera mandi bila dalam
keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu' lalu
berangkat (ke masjid untuk) shalat”. (HR. Al-Bukhari) .
Masih penuturan sahabat “seorang sahabat Rasulullah SAW
yang bernama Abu Abdillah Hudzaifah ibnu Yaman r.a mengisahkan
“Pada suatu malam, aku pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah
SAW beliau mengawali shalat dengan membaca surat al-Baqarah,
saya berkata di dalam hati, mungkin setelah membaca kira-kira
seratus ayat, ternyata beliau terus tidak berhenti, saya berkata lagi
di dalam hati, mungkin, beliau selesaikan pembacaan surat al-
Baqarah.
9