Page 18 - E-Modul Bahasa Indonesia
P. 18
Sri Rama adalah seorang anak raja yang terlalu elok parasnya dan gagah
berani, tetapi nakal. Karena kenakalannya itu, sekalian menteri lebih senang kalau
anak Baliadari, Baradan atau Citradan yang dirajakan dalam negeri. Dasarata
sendiri juga pernah dua kali berjanji akan merajakan anak-anak Baliadari dalam
negeri, karena jasa-jasa gundiknya ini.
Rawana mendengar bahwa Dasarata sudah memperistri seorang putri yang
sangat elok parasnya. Timbul keinginan untuk memilikinya (putri itu). Rawana
lalu datang dan meminta putri itu kepada Dasarata. Dasarata tidak keberatan.
Mandudari segera diberitahu hal ini. Mandudari masuk ke suatu bilik. Tidak lama
kemudian keluarlah seorang putri yang serupa dengan Mandudari, Mandudaki
namanya. Putri itu lalu dibawa pulang oleh Rawana. Seketika itu juga keluarlah
Mandudari dari biliknya dan menjelaskan apa yang sudah terjadi. Putri yang
dibawa Rawana bukanlah dirinya sendiri, melainkan putri yang dijadikannya dari
memuja daki. Dasarata sangat gembira, sebab istrinya tetap ada. Di samping itu, ia
meminta seorang perempuan tua membawanya ke istana Rawana. Pada malam hari
ia meniduri putri itu dan dengan demikian menjadi ayah, dari anak Rawana.
Setelah beberapa lamanya, Mandudaki pun hamillah dan melahirkan seorang
putri yang sangat elok parasnya. Putri itu ialah Sita Dewi. Menurut ramalan ahli
nujum, suami Sita Dewilah kelak yang akan membunuh Rawana. Rawana amat
murka, mau rasanya membunuh Sita Dewi ketika itu juga. Atas rayuan
Mandudaki, Sita Dewi ditaruh dalam peti besi dan dihanyutkan ke laut.
Sekali peristiwa Maharesi Kali, raja negeri Darwati Purwa, bertapa di laut
dan mendapatkan peti besi yang dihanyutkan oleh Rawana. Sita Dewi
diselamatkannya dan dipelihara dengan baik. Tak lama kemudian, masyhurlah
kepada segala alam bahwa Maharesi Kali mempunyai seorang putri yang sangat
elok parasnya. Setelah umur Sita Dewi genap dua belas tahun, Maharesi Kali
mengadakan sayembara untuk memilih menantu: barangsiapa yang dapat
mengangkat panah yang ada di halaman rumahnya dan dapat pula memanah pohon
lontar dengan sekali panah atas empat puluh pohon, dia akan diterima menjadi
suami Sita Dewi.
Banyaklah sudah anak raja yang besar-besar berkumpul di negeri Maharesi
Kali. Yang tidak datang hanyalah anak-anak Dasarata. Maharesi lalu pergi
menjemput anak-anak Dasarata. Dengan hati yang berat, Dasarata melepaskan Sri
Rama dan Laksamana pergi mengikuti Maharesi Kali ke negeri Darwati Purwa.
Dalam perjalanan, Rama sudah menunjukkan keberaniannya. Raksasa Jagina
(Shellabear: Jekin), badak, naga (ular) yang selalu menggangu perjalanan manusia
habis ditewaskannya.
Sayembara dimulai. Tetapi tidak seorang pun anak raja yang dapat dengan
sekali panah, menerusi empat puluh pohon lontar. Rawana sendiri hanya dapat
menerusi tiga puluh delapan pohon saja (hanya dalam versi Roorda). Akhirnya
dengan tenang Rama masuk ke dalam gelanggang sayembara. Dengan sekali panah
saja, keempat puluh pohon lontar kenalah semuanya. Bukan main terkejutnya
anak-anak raja yang berkumpul di situ. Dengan demikian Rama pun beroleh Sita
Dewi sebagai istri.
Untuk mencoba kearifan Rama, Maharesi Kali menyembunyikan Sita Dewi
dalam rumah berhala pula. Ia mengatakan kepada Rama bahwa Sita sudah hilang.
Dengan mudah saja, Rama menemukan Sita kembali. Dalam perjalanan pulang
pula, ada empat orang anak raja yang putus asa mencoba menghalangi Rama.
Tetapi semuanya dikalahkan oleh Rama.
Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X | 17