Page 168 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 168

Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan
            Agraria Dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dalam Pasal 2
            disebutkan bahwa Pembaruan Agraria mencakup suatu proses
            yang berkesinambungan berkenaan  dengan penataan kembali
            penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya
            agria, dilaksanakan dalam rangka tercapainya kepastian huku dan
            perlindungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh
            rakyat Indonesia. Demikian pula dalam Pasal 4 huruf h, disebutkan
            bahwa melaksanakan fungsi sosial, kelestarian dan fungsi ekojologis
            sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat.
                Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 atau sering disebut dengan
            UUPA (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, TLN No. 2043),
            pada Pasal 6, menyatakan bahwa “Semua hak atas tanah mempunyai
            fungsi sosial”. Rumusan Pasal tersebut mendapat penjelasan dalam
            Penjelasan Umum, Angka Romawi II Angka 4 UUPA, yaitu hak atas
            tanah  apapun  yang  ada  pada  seseorang  tidaklah  dapat  dibenarkan,
            bahwa tanahnya akan dipergunakan atau tidak dipergunakan semata-
            mata untuk kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu menimbulkan
            kerugian bagi masyarakat. Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan
            keadaannya dan sifat dari pada haknya, hingga bermanfaat bagi
            baik kesejahteraan dan kebahagiaan yang mempunyainya maupun
            bermanfaat pula bagi masyarakat dan Negara.

                Kemudian jika dikaitkan antara ketentuan Pasal 6 dengan Pasal
            15 UUPA, maka semua hak atas tanah harus dipelihara baik-baik,
            agar bertambah kesuburannya serta dicegah kerusakannya. Kewajiban
            memelihara tanah tidak hanya menjadi beban pemilik atau pemegang
            hak semata, melainkan menjadi beban pula dari setiap orang, badan
            hukum atau instansi yang mempunyai suatu hubungan hukum
            dengan tanah. Oleh karena itu, maka hak atas tanah hapus dengan
            sendirinya apabila tanahnya diterlantarkan. Sebagaimana diatur dalam:
            1) Pasal 27 huruf a angka 3: Hak Milik; 2) Pasal 34 huruf e: HGU; 3)
            Pasal 40 huruf e: HGB.





                                          153
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173