Page 42 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 42

daerah telah terjadi pengambil alihan tanah-tanah dari penduduk
                Indonesia asli maupun tanah-tanah yg tercatat dgn hak barat baik
                dengan atau tanpa pemberian kerugian kepada pemiliknya. Tanpa
                melalui prosedur menurut peraturan yg ada untuk kepentingan
                militer, kebaktian demi kemenangan akhir peperangan suci;
                Penetapan besarnya ganti kerugian dilakukan oleh sebuah Komisi;
                Kondisi di bawah paksaan, ketakutan, ancaman (morele dwang);
                Sekarang tanah-tanah tersebut, ada yg masing digunakan untuk
                kepentingan  semula, umum (negara),  diterlantarkan,  ada  yg
                digunakan oleh orang-orang tertentu yg tidak berhak; Kebijakan
                Pemerintah RI, pada prinsipnya thdp tanah yang diserahkan dgn
                rasa paksaan, ketakutan dapat diberikan atau dikeluarkan lagi atau
                dikembalikan kepada pemilik semula atau ahli warisnya yg sah
                dgn dibebani kewajiban mengembalikan uang ganti kerugian yg
                dahulu telah diterimanya kpd Negara sebagaimana diatur dalam
                Psl. 52ayat (2) Ordonnantie Hotel Rechtsverkerer (Stbl. 1947 No.
                70). Jika pemilik semula atau Ahli waris yg sah tdk menginginkan
                lagi atau tidak ada lagi, dan atas tanah tersebut Pemerintah tidak
                memerlukan lagi untuk kepentingan umum (negara), misal untuk
                Kantor Pemerintah, Jalan Negara dll., maka dapat diberikan kepada
                orang lain (pihak lain) dgn hak Indonesia, sedang besarnya uang
                pembelian ditetapkan menurut keadaan sekarang. Status Tanah
                yang telah diberikan ganti kerugian, maka dianggap sebagai tanah
                yang telah dibebaskan dari dari hak-hak Indonesia atas tanah, dan
                oleh karenannya berpindah menjadi tanah-tanah Negara Bebas
                (dahulu namanya g.g. vrij staatsdomein), sedangkan sebaliknya yg
                masih tertulis atasa nama pemiliknya semula, tanah tsb scr yuridis
                kembali kpd pemiliknya. SE Dirjend Agraria Departemen Dalam
                Negeri No. Agr.40/25/13 Tgl. 13 Mei 1953: Penetapan jumlah
                uang tambahan ganti kerugian kepada pemilik semula atau ahli
                warisnya yg sah, sekarang tanah tsb tetap mejadi Milik Negara
                dgn perhitungan: 1) Harga tanah (tdk termasuk bangunan dll)
                pd waktu pengambil alihan, ditaksir berapa, misalnya Rp. A;
                2) Berapa ganti kerugian yg telah diterima, misalnya Rp. B; 3)
                Rp. Berapa persen (%) dari Rp. A; 4) Taksiran harga sekarang
                Rp. C; 5) Uang tambahan GK ditetapkan (100- x)% dari Rp.C



                                          27
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47