Page 39 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 39

Hak-hak yang menurut peraturan-peraturan lain dan/atau adat-
                adat setempat, sederajat dengan apa yang di atas. Status Tanah
                Partkelir: Terhitung sejak berlakunya UU Nomor 1 Tahun 1958
                (13 Januari 1958) demi kepentingan umum hak-hak pemilik
                beserta hak-hak pertuanan atau semua tanah partikelir dan tanah-
                tanah bekas partikelir itu karena hukum seluruhnya serentak
                menjadi Tanah Negara, dengan pemberian ganti kerugian, dgn
                syarat tanah-tanah tersebut digunakan atau diusahakan oleh
                pemiliknya. Pemberian ha katas tanah bekas tanah Partikelir Oleh
                Menteri Agraria terhadap tanah-tanah “usaha” : a) Bagian tanah-
                tanah partikelir sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat
                (1) dari Peraturan Tanah-tanah Partikelir Stb. 1912 Nomor 422;
                b). Bagian dari tanah-tanah partikelir menurut adat setempat,
                termasuk tanah desa atau di atas mana penduduk mempunyai
                hak yang sifatnya turun temurun, diberikan Hak Milik secara
                Cuma-Cuma kpd penduduk yg mempunyai hak usaha atas itu,
                kecuali peraturang sekarang tidak memungkinkan. Tanah Usaha
                yang dikuasai dan dipunyau Asing  Warga Asing diwajibkan
                melepaskan  tanah  tersebut  kepada  WNI  atau  kepada  negara
                dalam satu tahun terhitnug sejakl berlakunya UU Penghapusan
                Tanah-Tanah Partikelir (13 Januari 1959). Jika tidak dilepsakan,
                maka haknya atas tanah usaha batal dan mejadi tanah Negara
                Bebas. Dengan pernyataan pembatalan oleh Menteri  Agraria
                atau pejabat yang ditunjuk. Tanah Partikelir pada jaman Jepang:
                Tanah-tanah Partikleir diurus oleh suatu Kantor yg dinamakan
                Siriyoeti kanrikoosya (UU Balatentara  Dai Nippon tanggal 1
                bulan 6 tahun Syoowa 17 (2062) Jo. Osamu Serei No. 2 tanggal
                30 bulan 1 Syoowa 18 (2063),

            j.   Tanah-tanah Negara yang berasal dari Tanah Bekas/Eks Swapradja
                atau Swapradja berdasarkan Diktum Ke IV  Huruf A dan B
                UUPA, kecuali SG dan PA di Yogyakarta. Tanah yang dikuasai
                atau dimiliki oleh Swapradja yaitu tanah-tanah di daerah yang
                diperkenankan untuk terus melakukan hak memerintah sendiri
                berdasarkan politik kontrak (Polietike Contracten: Lange
                Contract Corte Contract/Kontrak Pendek) dan disebut dengan




                                          24
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44