Page 29 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 29
Aktor
Aktor dalam konteks ini dipahami sebagai relasi tiga aktor
yang meliputi: masyarakat, swasta dan negara. Dalam ranah
administrasi publik, ketiga aktor tersebut mempunyai peran
dalam tahapan kebijakan termasuk didalamnya implementasi
kebijakan (Gosling, 2004: 74-76; Kraft dan Furlong, 2004; Jordan
and Turnpenny, 2015) meskipun dengan intensitas yang berbeda-
beda.
Dalam peta aktor reforma agraria terdapat relasi antar
subyek dan obyek serta relasi antar subyek itu sendiri. Sitorus
(2002:37) menyebutnya sebagai dua jenis relasi manusia terkait
dengan sumber-sumber agraria. Relasi ini dibedakan menjadi
relasi teknis agraria dan relasi sosial agraria. Relasi yang pertama
berkaitan dengan hubungan manusia dengan sumber-sumber
agraria melalui aktivitas kerja (produksi). Sedangkan relasi kedua
berkaitan dengan hubungan manusia di antara sesamanya (baik
dalam arti perorangan maupun kelembagaan) terkait dengan
aktivitas kerja yang mereka lakukan atas sumber-sumber agraria.
Secara praktis, kedua relasi ini dapat diidentifikasi dari
bagaimana subjek-subjek agraria saling berhubungan secara
sosial satu sama lain dalam kaitan dengan hubungan teknis masing-
masing dengan sumber-sumber agraria. Relasi subyek reforma
agraria yang dimaksud di sini adalah suatu hubungan yang terjadi
tidak hanya diantara berbagai pihak di dalam masyarakat (yakni,
antar-individu, antar-kelompok, atau antar-lapisan didalamnya),
akan tetapi juga melibatkan berbagai instansi dan individu di
dalam pemerintah (termasuk segi-segi kerjasama dan kontestasi
diantara unsur-unsur ini), serta diantara seluruh pihak tersebut
dengan berbagai entitas bisnis (Shohibuddin 2016:23). Tentu saja,
12 Kebijakan Reforma Agraria di Era Susilo Bambang Yudhoyono