Page 34 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 34
untuk membangun kegiatan ekonomi, seperti koperasi dan
keterlibatan dalam serikat pekerja.
Kritik terhadap perspektif dalam menjalankan reforma
agraria juga menjadi bahasan dalam penelitian. Lahiff, Borras,
& Kay (2007) dalam Market-Led Agrarian Reform: Policies,
Performance and Prospects melakukan kritik terhadap reforma
agraria yang dijalankan oleh pasar. Menurut mereka, reforma
agraria yang dijalankan oleh pasar tidak memberikan manfaat
pada perubahan struktur masyarakat yang miskin. Sesuai dengan
kritik tersebut, Ondetti (2007) dalam An Ambivalent Legacy:
Cardoso and Land Reform menjelaskan tentang land reform
yang dijalankan di era Cardoso. Reforma agraria model Cardoso
dianggap sebagai reforma agraria semu karena pada akhirnya
reforma agraria yang dijalankan digunakan semata untuk
kepentingan pasar. Walaupun di masa itu, pemerintahan Cardoso
menjalankan land reform dalam jumlah yang besar.
Selanjutnya, penelitian terhadap reforma agraria juga bertutur
tentang peran negara yang memengaruhi keberhasilan atau
kegagalan reforma agraria. Pentingnya kapasitas penyelenggara
reforma agraria disampaikan oleh Moise (1976) yang melakukan
studi implementasi reforma agraria di Vietnam Utara. Ia melihat
ekses negatif dari land reform yang dijalankan di Vietnam Utara,
khususnya terkait terjadinya pertumpahan darah. Redistribusi
tanah dijalankan pada tuan tanah (bukan tanah negara) dengan
pelibatan kader petani miskin anggota partai komunis tanpa
sebelumnya dilatih dengan kemampuan politik dan administrasi
yang memadai.
Agak berbeda dengan penelitian lain yang berpusat pada
negara, Wiradi (2009) dalam tulisannya tentang reforma agraria
Mempertanyakan Reforma Agraria di Era SBY 17