Page 151 - SKI kls 8
P. 151
b. Pemikiran Akal dan Hati Suhrawardi
Pemikiran Suhrawardi tentang akal dan hati disebut juga konsep cahaya (iluminasi atau
isyraqiyyah), yang lahir sebagai perpaduan antara akal (logika) dan hati (intuisi). Secara
sederhana, pemikiran Suhrawardi itu dapat digambarkan sebagai berikut: dimulai dari
Nūr al-Anwār yang merupakan sumber dari segala cahaya yang ada. Ia Maha Sempurna,
Mandiri, dan Esa sehingga tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya. Ia adalah Allah.
Nūr al-Anwār ini hanya memancarkan sebuah cahaya yang disebut Nūr al-Aqrab
(cahaya pertama/terdekat). Selain Nūr al-Aqrab tidak ada lagi yang muncul bersamaan
dengan cahaya terdekat. Dari Nūr al-Aqrab muncul cahaya kedua, dari cahaya kedua
muncul cahaya ketiga, dari cahaya ketiga timbul cahaya keempat, dari cahaya keempat
timbul cahaya kelima, dari cahaya kelima timbul cahaya keenam, begitu seterusnya
hingga mencapai cahaya yang jumlahnya sangat banyak.
Pada setiap tingkat sinarannya, masing-masing cahaya menerima pancaran langsung
dari Nūr al-Anwār. Tiap-tiap cahaya teratas meneruskan cahayanya ke masing-masing
cahaya di bawahnya, sehingga setiap cahaya yang berada di bawah selalu menerima
pancaran dari Nūr al-Anwār secara langsung. Dengan demikian, semakin ke bawah
tingkat suatu cahaya maka semakin banyak pula ia menerima pancaran.
Adapun karya-karya Suhrawardi antara lain: Kitāb at-Talwihāt al-Lauḥiyyāt al-
‘Arsyiyyāt, Al-Muqawamāt, Ḥikmah al-‘Isyraq, Al-Lamahāt, Hayākil al-Nūr yang
membahas tentang akidah; Kitāb Risālah fī al-‘Isyraq yang membahas filsafat secara
singkat dan bahasa yang mudah dipahami; Kitāb Qissah al-Gurbah al-Garbiyyah, Al-
‘Aql al-Ahmar, dan Yauman ma’a Jamā’at al-Ṣufi yyīn’ yang berisi penjelasan tentang
dunia sufi yang sulit dipahami; Kitāb Risālah al-Ṭair dan Risāah fī al-‘Isyq, yaitu
terjemahan dari filsafat klasik, dan; Kitāb al-Waridāt wa al-Taqdisāt, berisi tentang doa
dan lain-lain.
2. Ibn al-Aẓim (588-660 H/1192- 1262 M)
Nama lengkapnya ialah Kamāluddīn Abū al-Qāsim Umar ibn Aḥmad ibn
Haibatullāh ibn Abī Jaradah al-‘Āqil. Ia berasal dari bani Jaradah yang
pindah dari kota Basrah ke Allepo karena wabah penyakit. Al-Aẓim sendiri
lahir di Allepo. Ayahnya menjadi qaḍi mazhab Hanafi di kota itu. Sejak tahun
616 H/ 1219 M, ia mulai mengajar di Allepo setelah mendalami berbagai
pengetahuan di Baitul Maqdis, Damaskus, Hijaz, Irak, dan Allepo sendiri.
Al-Aẓim pun kemudian menjadi qaḍi di Allepo pada masa kekhalifahan
Amir al-Aziz dan Al-Na¡ir dari Dinasti Ayubiyah. Bukan hanya itu, ia bahkan
gemuruhsepi.blogspot.com menjadi duta besar di Baghdad dan Kairo pasa masa kedua khalifah tersebut.
Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 135