Page 150 - SKI kls 8
P. 150

D. Ilmuwan/Ulama Muslim Pada Masa Ayyubiyah


               1.  As-Suhrawardi al-Maqtul


                   Nama  lengkapnya  ialah  Abū  al-Futūḥ  Yaḥyā  bin  Haba¡  bin
                   Amirak Ṣihāb al-Dīn as-Suhrawardī al-Kurdī. Ia lahir pada tahun
                   549 H/1153 M di Suhraward, sebuah kampung di kawasan Jibal,
                   Barat Laut Iran dekat Zanjan. Dia memiliki banyak gelar seperti
                   Syaikh  al-Isyraq,  Master  of  Illuminationist,  Al-Hakim,  Asy-
                   Syahid, the Martyr, dan Al-Maqtul.

                   Suhrawardi melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu.
                   Ia pergi ke Kota Maraga, Azerbaijan. Di kota ini, Suhrawardi
                   belajar filsafat, hukum, dan teologi kepada Majd al-Dīn al-Jilī.

                   Sedangkan  filsafat  diperdalamnya  kepada  Fakhr  al-Dīn  al-

                   Mardinī.                                                          basrikamil.blogspot.com

                   Perjalanan Suhrawardi selanjutnya ke Isfahan, Iran Tengah untuk belajar logika kepada
                   Zahīr al-Dīn al-Qarī. Ilmu Logika juga dipelajarinya dari buku Baṣā’ir al-Naṣīrīyah fī ‘Ilm
                   al-Manṭiq, karya Umar ibn Sahlan al-Sawi.


                   Dari Isfahan, Suhrawardi meneruskan ke Anatolia Tenggara. Ia diterima dengan baik oleh
                   pangeran Bani Saljuq. Pengembaraannya pun tidak terhenti di situ,  Suhrawardi berangkat

                   ke  Persia,  pusat  lahirnya  tokoh-tokoh  sufi.  Di  sinilah  dia  tertarik  pada  pemikiran  sufi

                   sekaligus filosof.
                   a.  Ajaran Tarekat Suhrawardi

                       Dalam  karyanya  berjudul  Kitāb ‘Awārif al-Ma’ārif,  dibahas  tentang  latihan  rohani
                       praktis, yang terdiri dari:


                       1)  Ma’rifah,  yaitu  mengenal Allah  melalui  sifat-sifat Allah,  bahwa Allah  saja-lah
                           wujud hakiki dan pelaku mutlak.

                       2)  Faqr, yaitu tidak memiliki harta; seorang penempuh jalan hakikat tidak akan sampai
                           ke tujuan, kecuali jika sudah melewati tahap kezuhudan.
                       3)  Tawakkal, yaitu mempercayakan segala urusan kepada pelaku mutlak (Allah).

                       4)  Mahabbah, artinya cinta kepada Allah.
                       5)  Fana’ dan Baqa’, fana’ artinya akhir dari perjalanan menuju Allah, sementara baqa’
                           berarti awal dari perjalanan menuju Allah.






               134    Buku Siswa Kelas VIII MTs
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155