Page 33 - SKI kls 8
P. 33

pengetahuan. Penyalinan literatur Iran dan Irak, Grik serta Siryani dilakukan secara
                       besar-besaran.  Dia  mendorong  usaha  menerjemahkan  buku-buku  pengetahuan  dari
                       kebudayaan asing ke bahasa Arab agar dikaji orang-orang Islam.


                       Perguruan  tinggi  ketabiban  di  Jundiṣapur  yang  dibangun  oleh  Khosru Anuṣyirwan
                       (351-579 M, Kaisar Persia) dihidupkan kembali melalui tenaga pengajar dari tabib-
                       tabib asal Grik dan Roma, yang menjadi tawanan perang.

                       Al-Mansur  juga  mendirikan  sebuah  perguruan  tinggi  sebagai  gudang  pengetahuan
                       yang  diberi  nama  “Baitul  Hikmah”.  Usahanya  itu  telah  menjadikan  kota  Baghdad
                       sebagai kiblat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Ia mengajak banyak ulama dan
                       para ahli dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal di Baghdad. Dia merandorong

                       pembukuan ilmu agama, seperti fiqh, tafsir, tauhid, Hadiṡ, dan ilmu lain seperti bahasa
                       dan ilmu sastra. Pada masanya lahir juga para pujangga, pengarang, dan penerjemah
                       yang hebat, termasuk Ibnu Muqaffak yang menerjemahkan buku Khalilah wa Dimnah
                       dari bahasa Parsi.



               2.  Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809M), Pemimpin Bijaksana dan Peletak Dasar
                   Pemerintahan Modern



                                              Perempuan Berpengaruh Masa Abasiyah Zubaidah binti Ja’far

                                              Zubaidah binti Ja’far adalah istri Khalifah Harun ar-Rasyid dan ibu dari
                                              Khalifah Al-Amin. Dia merupakan simbol wanita yang penuh semangat
                                              dan mampu memberikan contoh dan keteladanan. Nama aslinya
                                              Amatul Aziz binti Ja’far.
                                              Wanita mulia ini selalu dimanjakan dengan curahan kasih sayang.
                                              Kakeknya Abu Ja’far Al-Mansur dan pamannya Al-Mahdi, juga
                                              membesarkannya dengan penuh cinta. Kakeknya sangat mengagumi
                                              sang cucu sehingga memanggilnya “Zubaidah”,  yang berarti “buih nan
                                              jernih”.
                                              Zubaidah adalah seorang wanita yang cerdas, bijaksana, setia, dan
                                              penyayang. Pendapatnya selalu dihormati sehingga   dijadikan
                                              penasehat pribadi khalifah.
                                              Dia juga wanita yang fasih dan banyak menghafal syair dan gurindam.
                                              Ia bahkan pandai mengubah syair, dan senantiasa bersedia berdebat
                                              dengan kaum lelaki dalam berbagai bidang ilmu dan seni. Di samping
                Khalifah Harun Ar-Rasyid      itu, dia dikenal pula sebagai wanita yang berwajah cantik. Wajar jika ia
                         Sumber :             sangat dikasihi oleh Harun ar-Rasyid serta diletakkannya di tempat
             http://www.dokumenpemudatqn.com yang terhormat lagi mulia.





                                                        Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013        17
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38