Page 163 - E-MODUL EFK_Neat
P. 163
E-Modul
Etika & Filsafat Komunikasi
Bahkan Ketika reporter tidak mengetahui apakah materi yang
disampaikan oleh seorang ahli itu benar atau salah, maka tetap
enjadi kewajiban reporter untuk menyampaiakn kebenaran kepada
masyarakat, paling tidak dengan memilih narasumber dengan
track-record yang dipercaya.
Kedua, untuk mendukung kebenaran dalam media, seorang
jurnalis perlu melakukan upaya pencerdasan dengan cara
mendorong pemahaman audiensi. Pemahaman audiensi kadang
kala dibatasi oleh waktu dan space yang diberikan terhadap suatu
liputan. Dengan demikian, maka suatu laporan mesti berisi
sejumlah informasi yang memberikan pemahaman bagi audiensi.
Dengan demikian, seorang jurnalis seharusnya bisa memosisikan
diri antara membuka semua hal atau sama sekali tidak me-report
tentang hal tersebut. Kondisi tersebut menjadi lebih rumit bila
seorang jurnalis kemudian mendapat tekanan dari kekuatan politik
atau ekonomi.
Ketiga, suatu laporan mesti bersifat fair dan seimbang.
Prinsip ini menghindari bias yang sangat mungkin timbul dalam satu
laporan. Seorang reporter haruslah menguasai materi yang
dilaporkan sehingga ia akan tahu ketika laporannya bias. Alvin Day
mengatakan bahwa, reportase yang bias sangat berpotensi muncul
dalam situasi kritis, seperti pada peristiwa 9/11 di New York, di
mana jurnalis sendiri tidak mengetahui apa sebenarnya yang terjadi
Ketika itu.
Tentang ambiguitas kebenaran dalam media, Bill Kovach
dan Rosentiel, wartawan Amerika menulis dalam buku yang
berjudul The Elements of Journalism: What Newspeople Should
151