Page 161 - E-MODUL EFK_Neat
P. 161

E-Modul
                 Etika & Filsafat Komunikasi



                      Jika publik itu cerdas, akan terjadi seleksi rasional di antara

               argument-argumen dengan kemenangan argument yang lebih baik,
               yang  lalu  mendapat  kualitas  sebagai  opini  publik.  Karena

               komunikasi  publik  memngikuti  norma  argument  yang  lebih  baik,
               kualitas  suara  akan  lebih  menentukan  dari  pada  kuantitasnya.

               Apakah  sebuah  argument  yang  lebih  baik  akan  mendapatkan

               mayoritas suara atau tidak, akan banyak ditentukan oleh kualitas
               publik itu sendiri.

                       Dikotomi Kebenaran dalam Komunikasi
                      Menurut  Yasraf  Amir  Piliang  (1999),  jaringan  komunikasi

               yang berskala global telah menggiring ke arah proses komunikasi

               dan arus informasi yang berlangsung cepat dan padat. Peningkatan
               tempo  kehidupan  di  dalam  skema  globalisasi  informasi  telah

               menciptakan  kebergantungan  tinggi  pada  berbagai  teknologi
               informasi  dan  komunikasi  yang  kecepatannya  bertumbuh  secara

               eksponensial  (semakin  cepat,  padat,  mini)  telah  mengondisikan
               pola  komunikasi  yang  juga  semakin  cepat,  ringkas,  instan,  dan

               padat.

                      Dalam  dorongan  kecepatan  yang  tak  kuasa  dikendalikan,
               komunikasi  dan  informasi  menjadi  sebuah  terror,  yang

               menghasilkan kecemasan dan kondisi panik: kecepatan pergantian
               citra  televisi  yang  tak  sanggup  dicerna;  serbuan  pesan-pesan  e-

               mail,  blog,  atau  spam  Internet  yang  tak  mampu  dimaknai:
               kecepatan  pergantuan  perangkat  lunak  yang  tak  mampu  diikuti;

               gelombang  pergantian  gaya  dan  gaya  hidup  yang  menjadikan

               orang selalu merasa kurang dan ketinggalan zaman.
                       Menuju Teori Disinformasi



                                                                                   149
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166