Page 7 - THE HEART KEEPER
P. 7

BARUDAK
                                                     DI TAHUN 2016




                               Ketika  saya  berumur  15  tahun.  ketika  baru  saja  melepas  seragam
                        merah putih dengan biru putih, saya bertemu dengan tiga onggok daging yang
                        tidak pernah saya ketahui keberadaannya. Kami tiba-tiba saja menjadi teman
                        akrab setelah mengetahui bahwa salah satu anak dari kami -namanya Bara-
                        punya  PS4 di rumahnya. Setiap pulang sekolah, saya, Kamal, Fadhil dan
                        Jagat, rutin pergi ke rumah Bara dan bertemu dengan Mami-nya yang sering
                        memasak  masakan  enak.  Sejak  hari  itu,  saya  anggap  rumah  Bara  adalah
                        rumah kedua bagi kami.






















                               Selama  saya  berkawan  dengan  keempat  dari  mereka,  saya  tidak
                        merasakan rasa sepi yang sempat menggerogoti saya beberapa tahun terakhir.
                        Tetapi yang membuat spesial, pertemanan kami bukan hanya perihal canda
                        dan  tawa,  tetapi  tempat  teraman  pula  untuk  berbagi  tangis  dan  luka.
                        Walaupun, saya memang tidak bisa seterbuka itu untuk menjelaskan “biru”
                        yang saya rasakan.


                               Kamal yang setiap pagi selalu semangat mengayuh sepedanya untuk
                        berangkat ke sekolah adalah seorang Kamal yang penuh luka. Setelah sampai
                        di  kelas,  hal  pertama  yang  ia  lakukan  adalah  duduk  termenung  dan
                        menghiraukan  semua  kebisingan  yang  terjadi  di  sana.  Setiap  saya
                        melihatnya,  ada  sesuatu  yang  kusut  dan  berantakan  di  atas  kepalanya.
                        Pemikiran-pemikiran  asing  yang  begitu  mengganggunya.  Yang  bisa  saya
                        lakukan  pada  saat  itu  hanyalah  memberinya  satu  kotak  susu  stroberi  ke
                        hadapannya.  Sialnya,  ia  menolak,  karena  katana  susu  stroberi  adalah  hal
                        kedua yang paling ia benci setelah Ayahnya. Setelah itu, saya jadi semakin


                                                              11
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12