Page 108 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 108

“Nanti siapa yang mau bertanya pada petugas jaga                               Kami mulai berjalan dan melihat ke kanan kiri.
             AAU?” tanya Papa. “Jangan Papa, lo!” imbuh Papa.
                                                                                                “Itu ada toko kelontong. Ayo kita ke sana, barangkali
                 Aku melirik Gendhis, sepertinya Gendhislah yang                            pemiliknya tahu,” kata Gendhis yang segera berlari
             cocok untuk tugas ini. Gendhis kan pemberani, lalu dia                         menuju toko kecil bercat hijau itu.
             juga mayoret. Sepertinya cocok untuk bertanya tentang                              Aku  dan  Wira  menyusul,  Gendhis  gesit  sekali.  Aku
             drumben.
                                                                                            dan Wira cukup terengah-engah mengikuti langkahnya.
                 “Apa? Aku? Kenapa bukan kamu? Kan kamu yang
                                                                                                Sepi, tidak ada siapapun di toko ini. Aroma hio
             penasaran?” Gendhis menolak keras.
                                                                                            menguar ke balik etalase. Gendhis melongok ke balik
                 Yah,  pupuslah  harapanku.  Padahal,  dia  juga                            etalase.
             penasaran kan ? Baiklah, Gendhis ada benarnya juga. Aku
             harus melakukannya sendiri.
                 Akhirnya kami tiba juga di markas AAU. Sepi,
             sepertinya karena ini hari Minggu. Biasanya di hari Minggu
             para taruna boleh bepergian. Hmm, aku harus bertanya
             pada siapa, ya?
                 “Sst,” Wira menyikutku. Dagunya menunjuk pada pos

             jaga. Ada seorang penjaga berdiri tegap di sana. “Kamu
             ber  nany  k  dia?    Wira

                 Aku menggeleng. Sepertinya penjaga itu tak bisa
             diganggu. Tatapannya lurus ke depan. Dia bahkan tak
             menyadari ada kami di dekat gerbang. Aku menengok
             ke sekeliling. Mungkin lebih baik kami bertanya pada
             penduduk di sekitar sini.
                 Buru-buru aku kembali ke mobil lalu berkata pada
             Papa bahwa aku dan teman-temanku akan berjalan kaki
             saja di sekitar sini untuk mengumpulkan informasi.
                 “Jangan jauh-jauh, dan jangan berpisah. Papa tunggu
             di sini, ya. Ingat, jaga sopan santun,” pesan Papa.




             100      Misteri Drumben Tengah Malam                                                                                         101
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113