Page 170 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 170

Jalu  terpaksa  mengulangi  ceritanya  tentang                                  “Kamera, roll!”
            berbagai tempat yang didatangi di kota seribu kuil itu.                             Jalu  mendengar  teriakan  Ijad. Wajah sahabatnya
            Dia  juga  bercerita  tentang  kunjungannya  ke  tempat                         sangat  keruh,  sungguh  tak  enak  dipandang.  Namun,
            wisata Desa Shirakawa, buatan, juga berbagai macam                              dia tetap berada di belakang kamera, memberi aba-aba
            festival musim semi yang didatanginya.                                          dan instruksi.

                “Bertemu salju enggak, Lu?” celoteh Ijad.                                       “Lu!” panggil Ijad gusar.

                “Enggak.  Kan  pas  musim  semi  ke  musim  panas.                              Jalu tergagap mengingat-ingat kalimat yang harus
            Malah lebih sering hujan,” jawab Jalu, sabar.                                   diucapkannya. Konsentrasinya buyar.
                “Lihat bunga sakura, berarti?” Utari ikut bertanya.                             “Tah, makanya. Saya saja,” kata Ijad mendekati Jalu.

                “Iya, tapi sudah akhir-akhir,” ujar Jalu.                                       “Enggak bisa! Ini kudu saya yang menyampaikan,
                “Oh, kalau pohon-pohon yang sampai berwarna-                                karena  penting  sekali.”  Jalu  bertahan  dengan
            warni merah, jingga, kuning gitu?” tanya Ijad lagi.                             pendapatnya.

                “Enggak  ada.  Itu  nanti  di  bulan-bulan  Oktober,                            Ya,  selama  di  Jepang,  Abah  mengajarkan  Jalu
            kayaknya,” ungkapnya lagi.                                                      untuk  memperhatikan  hal-hal  dasar  yang  menjadi
                “Ada  makanan  cassava  enggak,  Lu?”  tanya  Utari                         kebiasaan  baik  orang  Jepang.  Misalnya,  setiap  orang
            jahil.                                                                          yang  berkunjung  ke  Jepang  tidak  boleh  memetik
                                                                                            bunga sakura, seberapapun cantiknya bunga itu. Selain
                Mereka  tertawa  bersama,  sebelum  rasa  kantuk                            itu,  semua  orang  di  Jepang  bertanggung  jawab  pada
            menghadang dan membuat mereka tertidur kelelahan.                               sampah diri sendiri. Karena itu, orang Jepang jarang

                                                                                            sekali membeli hal-hal yang tidak berguna.
                                    ***
                                                                                                Tak  banyak  peraturan  tertulis  di  Jepang.  Semua
                                                                                            etiket  dan  norma  baik  sudah  diajarkan  sejak  kecil,
                                                                                            sehingga menjadi kebiasaan baik. Jalu pikir, jika itu di
                                                                                            Kampung  Naga,  maka  aturan-aturan  baik  itu  disebut
                                                                                            pamali. Pamali makan sambil berjalan, pamali membuang
                                                                                            sampah di sungai, dan pamali-pamali lainnya.



            162       Mengejar                                                                                                  Kembali  163
                                                                                                                                 Bab 16
                      Haruto
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175