Page 168 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 168

“Meuni sono, Lu. Kangen,” kata Ijad setelah menabrak                        sana dia membeli membeli kostum Haruto, lengkap






            Jalu tanpa malu-malu. Di belakang Ijad, menyusuh Utari                          dengan shuriken, tongkat Bo, dan sejumlah aksesoris
            dan Uwak Tatang.                                                                lainnya.  Dia  sengaja  memakai  kostum  tersebut  saat
                Setetes air menetes tanpa izin dari matanya. Dia                            kembali ke Indonesia. Namun, dia sengaja tak memakai
            tak menyangka dijemput beramai-ramai oleh kerabat                               bandana Haruto, karena tak ingin menghilangkan ciri
            dan  sahabatnya.  Ada  sedikit  rasa  kecewa  saat  Jalu                        khasnya sebagai warga  Kampung Naga.
            tak  melihat  Ambu  di  antara  rombongan.  Namun,                                  “Tentu sudah,”  ujarnya, membalas candaan Utari,
            perasaan  itu  segera  ditepisnya  jauh-jauh.    Dia  tahu,                     sambil  merogoh  salah  satu  saku  tas  ranselnya.  Dia
            Ambu tidak akan ikut menjemput. Ibunya lebih suka                               membagikan  bandana  yang  sama  namun  berbeda
            menyambutnya di rumah untuk menyiapkan makanan                                  warna bagi kedua sahabatnya.

            favoritnya. Sayur gembrung. Tidak  apa-apa, pikirnya.                               “Yang  suka  Haruto  kan  kamu  saja,”  kata  Ijad




            Kehadiran mereka sudah  cuku  mewakili rasa haru.                               cemberut.


                “Nangis?”  Jalu  mendengar suara Utari menahan                                  “Iya  nih!  Buat  apaan?”  sambung  Utari  sambil

            tawa, sambil ikut  memeluknya.                                                  meleletkan lidahnya.


                “Gandeng, ah.  Berisik!”  balas  Jalu  sambil berusaha                          Kalau  peristiwa  ini  terjadi  beberapa  waktu  lalu,




            diam-diam menyeka matanya yang  basah.                                          pasti Jalu akan mengambek habis-habisan!


                “Jadi, gimana Jepang?”  suara Uwak Tatang                                       “Hahaha, makasih ya! Ternyata sahabat kita sudah




            membahana, ikut  merangkul Jalu  setelah  lepas  dari                           bukan  tukang  ngomel  lagi,  ya  Ut!”  kata  Ijad  sambil



            pelukan kedua sahabatnya.                                                       tertawa.



                “Ada salam dari Abah, Wak,”  kata Jalu  yang  belum                             Sambil berjalan ke tempat parkir, mereka bercerita




            lepas  dari rasa haru.                                                          dan saling bertanya kabar, bertukar informasi, meledek,


                “Engga jadi dilantik jadi ninja sama Haruto?”  goda                         dan bersenda gurau. Dalam perjalanan itu, Jalu diminta









            Utari sambil menunjuk ikat  kepala kain batik yang                              bercerita tentang kunjungannya ke Kyoto. Meskipun

            dipakai Jalu  di keningnya.                                                     dia sering mengirim kabar melalui foto, video, bahkan




                Selain bermain dan mengunjungi Desa Shirakawa,                              panggilan  video  bersama  kedua  sahabatnya,  tetapi




            Jalu  juga pergi ke  Museum Ninja yang  ada di Kyoto.  Di                       mereka merasa belum puas mengorek.





            160       Mengejar                                                                                                  Kembali  161
                                                                                                                                 Bab 16
                      Haruto
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173