Page 56 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 56
“Saya pesan nanti saja. Belum haus,” kata Jalu “Mamang-mamang di depan sekolah kita lebih
menenangkan, saat pelayan kedai itu berlalu. jago,” jawab Ijad tanpa memutus pandangannya pada
Jalu tahu Ijad ingin memprotes. Namun, Jalu segera layar ponselnya.
membuka obrolan agar bisa fokus pada rencana utama. “Apa atuh? Dari tadi diprotes terus! Tapi enggak
“Jad, saya ingin cari uang tambahan nih,” kata Jalu ngasih solusi,” sergah jalu.
mengalihkan pembicaraan. “Konten weh, konten,” usul Ijad. “Lihat!”
“Perlu uang tambahan, tapi ngajak ka? Kocak nih Jalu mendekat, memperhatikan layar ponsel milik
anak!” sambar Ijad sambil tertawa. Ijad. Seorang laki-laki berkacamata sedang bercerita
Jalu tak menanggapi. Dia malah sibuk dengan tentang pengalamannya mengunjungi makam keluarga.
ponsel di genggamannya, mencari ide bisnis yang cepat Selipan-selipan mistis terasa kental di setia kalimat
menghasilkan uang. yang diucapkannya. Laki-laki itu bercerita seolah
seorang penyiar radio atau reporter televisi untuk
“Jadi, maksud kamu ngajak saya adalah …? ” tanya siaranbola. Menggebu-gebu,antusias,danmeyakinkan.
Ijad. Sayangnya, konten itu tidak disertai dengan gambar
“Partner bisnis, dong,” kata Jalu spontan. tangkapan layar hantu yang sedang dibicarakannya.
Acara tersebut menjadi tegang karena musik latar yang
Mata Ijad berbinar. Jalu lega melihatnya. Mereka
lantas tenggelam dalam diskusi. Bermodal ponsel, Jalu dibuat menyeramkan.
mencari tahu peluang bisnis paling mudah, murah, dan Jalu tak habis pikir, adik kelasnya ini senang sekali
menghasilkan banyak keuntungan. menonton video-video cerita horor. Jika diperhatikan
lebih saksama, Ijad bisa berjam-jam menontoni konten
“Jual aksesoris hp, stiker atau jepit rambut, tersebut.
rame nih, Jad,” usul Jalu sambil menunjukkan layar
ponselnya. “Tah, pengikutnya banyak, Lu,” kata Ijad memberi
tahu. Jalu nyaris terbahak-bahak.
“Itu mah bisnisnya anak perempuan,” kata Ijad tak
setuju. “Katanya, jurig is scary?” Sindir Jalu. Jalu melihat
Ijad menyegir, malu-malu.
“Bisnis makanan, Jad. Seperti makaroni, basreng,
dan cilok?”
48 Mengejar Menggali Ide 49
Bab 5
Haruto