Page 10 - BAB 4.
P. 10
3) Data yang diperoleh dari kegiatan observasi umumnya baru dapat
mengungkap “kulit luar” nya saja. Adapun apa-apa yang
sesungguhnya terjadi di balik hasil pengamatan itu belum dapat
diungkap secara tuntas hannya dengan melakukan observasi saja.
Karena itu observasi harus didukung dengan cara-cara lainnya,
misalnya dengan melakukan wawancara.
b. Angket (Questionnaire/ Istifta = ء اتفتس إ)
Angket (questionnaire) juga dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam rangka penilaian hasil belajar. Berbeda dengan wawancara
dimana penilai (evaluator) berhadapan secara lansung (face to face)
dengan peserta didik atau dengan pihak lainnya, maka dengan
menggunakan angket, pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil
belajar jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Hanya saja,
jawaban-jawaban yang diberikan seringkali tidak sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya, apalagi jika pertayaan-pertanyaan yang
diajukan dalam angket itu kurang tajam, sehinggaa memungkinkan bagi
responden untuk menberikan jawaban yang diperkirakan akan
melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak penilai.
Angket dapat diberikan lansung kepada peserta didik, dapat pula
diberikan kepada orang tua mereka. Pada umumnya tujuan penggunaan
angket atau queisioner dalam proses pembelajaran terutaman adalah
untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai
salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar
mereka. Disamping itu juga dimaksudkan untuk memperoleh data
sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program pembelajaran.
Data yang dapat dihimpum melalui quesioner mesalnya adalah data
yang berkenaan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran, cara belajar mereka, fasilitas belajarnya,
bimbingan belajar, motivasi dan minat belajar, sikap bellajarnya. Sikap
terhadap mata pelajaran tertentu, pandangan siswa terhadap proses
pembelajaran, dan sikap mereka terhadap guru.
Quesioner sering digunakan untuk menilai hasil belajar ranah
afektif. Ia dapat berupa quesioner bentuk pilihan ganda (multiple choice
item) dan dapat pula berbentuk skala sikap. Skala yang mengukur sikap,
sangat terkenal dan sering digunakan untuk mengungkap sikap peserta
didik adalah skala likert.
Contoh 1 : Kuesioner bentuk pilihan ganda untuk mengungkap hasil
belajar ranah afektif
1. Terhadap teman-teman sekelas saya yang rajin dan fokus dalam
belajar, saya:
a. Merasa tidak harus meniru mereka.
b. Merasa belum pernah memikirkan untuk rajin dan fokus dalam
belajar
5