Page 82 - ilovepdf_merged (11)
P. 82
yang sama bagi pengaturan hidup yang disepakati,
tanpa merugikan “apa yang menjadi latar belakang
yang dimiliki masing-masing individu.” Misalnya
ketika sebuah prinsip berketuhanan telah diterima
dalam sebuah kontrak sosial, maka setiap individu
masyarakat atau warga negara-bangsa yang berasal
dari beragam agama dan suku akan menerima
dengan lapang dada. Mereka dengan penuh
kesadaran loyal pada prinsip kebersamaan,
sedangkan aturan khusus keagamaannya atau
kepercayaannya tidak akan terusik sedikit pun
sebagai akibat penerimaannya tersebut, bahkan
mereka akan merasa lebih terlindungi kebebasan
keagamaan dan kepercayaannya. Dengan demikian,
pengakuan adanya Tuhan dan pengagungan akan
eksistensi-Nya akhirnya bisa menjadi pandangan
hidup bangsa, dan pandangan hidup ini dapat
dipertanggung jawabkan kepada siapapun.
Pandangan hidup ini tegak, tidak dapat ditawar-
tawar lagi sekaligus memberikan kepuasan pada
pluralisme masyarakat.
Berikut ini enam norma yang dibutuhkan oleh
tatanan masyarakat yang demokratis.
1. Kesadaran pluralisme Kesadaran pluralisme
tidak sekadar pengakuan pasif akan kenyataan
masyarakat yang majemuk, tetapi menghendaki
tanggapan dan sikap positif terhadap kemajemukan
itu sendiri secara aktif, pengakuan dan perdebatan
harus diwujudkan dalam sikap dan perilaku
menghargai dan mengakomodasi beragam
pandangan dan sikap orang serta kelompok lain.
2. Musyawarah; mengharuskan adanya
keinsyafan dan kedewasaan warga negara untuk
secara tulus menerima kemungkinan melakukan
kompromi sosial dan politik secara damai dan bebas
dalam setiap keputusan bersama.
3. Norma ini menekankan hidup demokratis;
mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara haruslah
sejalan dengan tujuan. Demokrasi pada hakikatnya
tidak hanya pada pelaksanaan prosedur-prosedur
75