Page 12 - E-Modul Laju Reaksi
P. 12

LAJU REAKSI

                       Abad 21 merupakan abad dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu
               cepat  sehingga banyak tantangan  yang sudah menanti di  masa depan.  Pendidikan abad 21

               bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal komunikasi dan kolaborasi.

               Untuk  dapat  berkomunikasi  dan  berkolaborasi  yang  baik  sehingga  peserta  didik  nantinya
               mampu bersaing di era global, maka lahirlah Gerakan Literasi Sekolah(GLS) yang merupakan

               program untuk menjadikan lingkungan peserta didik yang literat (Muliastrini, 2020). Terdapat
               enam literasi dasar dalam GLS antara lain literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains,

               literasi finansial, literasi digital dan literasi budaya dan kewargaan.

                       Literasi  numerasi  adalah pengetahuan dan kecakapan untuk  menggunakan  berbagai
               macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan

               masalah  praktis  dalam  berbagai  macam  konteks  kehidupan  sehari-hari  dan  menganalisis
               informasi  yang  ditampilkan  dalam  berbagai  bentuk  (grafik,  tabel,  bagan,  dsb.)  lalu

               menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan

               (Han,  et  al.,  2017).  Numerasi  dapat  diartikan  sebagai  kemampuan  untuk  mengaplikasikan
               konsep  bilangan  dan  keterampilan  operasi  hitung  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Numerasi

               diperlukan  dalam  proses  perencanaan,  pengorganisasian,  pengevaluasian  kegiatan  untuk
               mendapatkan hasil yang maksimal dan mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, numerasi

               diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari (Fianto,
               2018).

                       Prinsip  dasar  literasi  numerasi  antara  lain:  (1)  Bersifat  kontekstual,  sesuai  dengan

               kondisi  geografis,  sosial  budaya  dan  sebagainya.  (2)  Selaras  dengan  cakupan  materi
               matematika dalam kurikulum. (3) Saling bergantung, mengisi dan melengkapi unsur literasi

               dasar lainnya. Literasi numerasi dapat dibiasakan dalam lingkungan sekolah dengan berbagai
               cara,  seperti  meningkatkan  jumlah  dan  variasi  bacaan  literasi  numerasi  baik  pada  majalah

               dinding,  perpustakaan  dan  pojok  baca;  meningkatkan  jumlah  penyajian  informasi  dalam

               bentuk presentasi numerasi seperti bagan jumlah laki-laki dan perempuan di kelas (Fianto,
               2018).  Pemahaman  mengenai  literasi  numerasi  dapat  diaplikasikan  dalam  konteks  sains,

               ekonomi, sosial dan sebagainya termasuk kimia.
                       Kehidupan sehari-hari berkaitan erat dengan budaya. Pembelajaran berbasis budaya

               lokal  disebut  dengan  etnosains.  Istilah  etno  berasal  dari  bahasa  Yunani  yaitu  ethnos  yang

               berarti  bangsa,  sedangkan  sains  berasal  dari  bahasa  latin  yaitu  scientia  yang  berarti
               pengetahuan  (Sudarmin,  2014).  Etnosains  merupakan  pengetahuan  lintas  disiplin,  yaitu




                                                                                     Ika Rohmatika Putri | 7
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17