Page 7 - E-MODUL PABRIK GULA KEDAWUNG "SALAH SATU BUKTI KEJAYAAN GULA DI PASURUAN"
P. 7

Tanaman dagangan yang dihasilkan di tanah-tanah yang disediakan wajib

              diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda, jika nilai-nilai hasil tanaman

              melebihi  dagangan  yang  ditaksir  itu  melebihi  pajak  tanah  yang  dibayar
              rakyat, maka selisih positifnya harus diserahkan kepada rakyat.

              Apabila  terjadi  gagal  panen  pada  tanaman  dagang  harus  dibebankan
              kepada pemerintah, hal tersebut berlaku apabila kegagalan tersebut tidak

              disebabkan oleh kekurangan atau ketekunan pada pihak rakyat.

              Dalam  mengerjakan  tanah-tanah  untuk  penanaman  tanaman  dagang,
              penduduk di awasi oleh para pemimpin desa mereka, sedangkan pegawai-

              pegawai  Eropa  hanya  akan  membatasi  diri  pada  pengawasan  apakah

              pembajakan  tanah,  panen  dan  pengangkutan  tanaman-tanaman  berjalan
              dengan baik dan tepat pada waktunya. (Aman, 2007)













                     Ketika cultuurstelsel berakhir  secara  resmi  tahun  1870,  lebih  banyak

             orang jawa yang terlibat dalam penanaman tebu. pelaku usaha bergeser

             dari pemerintah kolonial ke pengusaha swasta. Modal yang ditanamkan

             oleh  kalangan  swasta  barat,  terutama  yang  berkebangsaan  Belanda
             mengalir  secara  besar-besaran.  Perolehan  tenaga  kerja  untuk

             perkebunan tidak dikerahkan secara paksa, tetapi dengan tenaga kerja

             bebas yang dibayar. Sementara itu, tanah diperoleh melalui cara mensa

             kepada  penduduk  bumiputra.  Hadirnya  perkebunan  tebu  telah

             menimbulkan  dampak  secara  langsung  terhadap  tatanan  masyarakat
             desa di Jawa karena tebu ditanam di lahan yang juga digunakan untuk

             menanam padi. Padi telah menjadi tanaman utama bagi penduduk Jawa

             selama  berabad-abad,  yang  diperlukan  sebagai  bahan  pangan  tidak

             hanya  untuk  kepentingan  masyarakat  desa,  tetapi  juga  masyarakat

             perkotaan  yang  sebagian  harus  ditanam  secara  bergiliran  dengan
             tanaman tebu (Wasino. 2008:2)










                                                                                                                    4
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12