Page 26 - 4. 2023_Buku Pendidikan Anti Bullying_Rini Yudiati_compressed
P. 26
E. Konsep Pendidikan Anti-Bullying
Melihat dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan bullying baik
pada pelaku maupun korban, maka perlu digalakkan pendidikan
anti-bullying. Saat ini, banyak pihak yang telah mengkampanyekan
anti-bullying, namun dengan melihat masih tingginya kasus bullying
menandakan bahwa implementasi anti-bullying belum sepenuhnya
sesuai. Perlu peninjauan ulang terkait pendidikan anti-bullying
termasuk implementasi dan pengawasannya supaya tingkat kekerasan
di Indonesia dapat ditekan. Pendidikan anti-bullying penting untuk
menghentikan lingkaran setan bullying karena biasanya anak yang
menjadi korban bullying akan melakukan bullying ke orang lain.
Pendidikan anti-bullying merupakan salah satu penerapan UU
Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 Pasal 54 bahwa anak di
lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan oleh
civitas akademika (Sulis Rudatin, 2015). Pendidikan anti-bullying
diberikan kepada semua murid karena hampir semua pelajar pernah
terlibat dalam pembullyan baik sebagai pelaku, korban, ataupun saksi.
Pendidikan anti-bullying dapat diawali dengan memberikan
pemahaman kepada murid terkait bullying itu sendiri. Murid
diharapkan dapat mengetahui bahwa bullying merupakan kegiatan
yang tidak baik dan mengetahui tindakan yang perlu diambil apabila
mengalami atau melihat bullying. Tindakan yang diambil tersebut
merupakan tindakan yang aman tanpa kekerasan dan jauh dari
cara yang agresif. Bagi korban, tindakan yang diambil dapat berupa
mengabaikan dan menjauhi pelaku atau menyampaikan keberatan
kepada pelaku secara terbuka dan percaya diri. Bagi saksi, tindakan
yang dapat dilakukan yaitu menemani korban bullying untuk dapat
beraktivitas seperti biasa tanpa dibully dan melaporkan apa yang
mereka lihat kepada orang yang lebih dewasa dan terpercaya seperti
orangtua, guru, atau dosen. Kemampuan murid yang dapat mendukung
tindakan tersebut yaitu kemampuan asertif yaitu kemampuan untuk
menyampaikan pendapat pada orang lain dengan cara yang tepat
(Sulis Rudatin, 2015). Murid juga perlu diberi pemahaman bahwa
perbedaan setiap individu harus dihargai dan dihormati, bukan untuk
dijadikan bahan bullying.
Pendidikan Anti Bullying 17