Page 27 - 4. 2023_Buku Pendidikan Anti Bullying_Rini Yudiati_compressed
P. 27
Pendidikan anti-bullying juga harus disosialisasikan kepada
orangtua atau guru sebagai orangtua murid di sekolah. Orangtua
diharapkan dapat membangun komunikasi dua arah dengan anak
supaya anak dapat dengan aman menceritakan masalah yang
dialami tanpa ketakutan akan ancaman. Perasaan aman dalam
komunikasi dua arah ini penting untuk mengantisipasi ketakutan
korban bullying karena biasanya pelaku bullying akan mengancam
atau mempermalukan korban apabila mereka mengadu kepada
orang lain. Orangtua perlu mengetahui minat dan potensi anak
supaya anak tidak minder dan semakin percaya diri. Hal yang paling
penting adalah orangtua harus dapat memberikan teladan melalui
perilaku sehari-hari karena anak akan mengamati apa yang terjadi
di sekitarnya (Putri, 2022).
Yuyarti (2018) menjelaskan bahwa bullying dapat diselesaikan
melalui pendidikan karakter di lingkungan sekolah. Karakter yang
dapat dikembangkan dalam mengatasi kekerasan antara lain:
1. Pengendalian sosial yang kuat
Pengendalian sosial dilakukan oleh sekolah untuk menertibkan
siswanya yang melakukan tindakan kekerasan/penyimpangan.
Pengendalian ini salah satunya dapat berupa hukuman yang
diberikan apabila melanggar suatu peraturan.
2. Budaya meminta dan memberi maaf
Permintaan atau pemberian maaf merupakan salah satu sarana
untuk meminimalisir serta meluruskan kesalahpahaman antar
kedua belah pihak.
3. Prinsip anti kekerasan dan pendidikan perdamaian
Dalam menyelesaikan setiap masalah, prinsip anti kekerasan
dan perdamaian harus dijadikan pedoman supaya ketenangan
dan ketentraman khususnya di lingkungan sekolah dapat terjaga.
Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan diskusi terarah
sehingga dapat ditemukan win-win solution antara kedua belah
pihak.
18 Pendidikan Anti Bullying