Page 129 - THAGA 2024
P. 129

kliennya  sendiri  agar  lebih  melek  hukum  dan  tak  menjadi
              korban  pemerasan  produk  hukum  yang  sudah  dikuasai  oleh
              kerakusan dan ketamakan terhadap uang sebagai timbangan
              keadilannya,  karena  begitu  seseorang  terjerat  permasalahan
              hukum  maka  bisa  dipastikan  visi  kehidupan  yang  dibangun
              akan porak poranda, jika dia masih muda maka masa depannya
              akan  suram,  jika  dia  sudah  menikah  maka  bangunan  rumah
              tangganya  akan  roboh,  apalagi  hukum  di  negaranya  tidak
              menjerakan.  Lalu  cara  dia  menjalankan  visinya  itu  dengan
              cara memberi pelayanan pro bono alias cuma-cuma terhadap
              klien yang tak mampu mendapat pelayanan hukum yang layak
              karena  mahalnya  pelayanan  hukum.  Namun  dia  terkendala
              berbagai  macam  hambatan,  mulai  hambatan  integritas
              terhadap  kode  etik  profesinya  yang  akan  menjadikan  dia
              lawyer putih hitam atau abu-abu, lalu hambatan atas kebutuhan
              pribadinya  sebagai  manusia  yang  manusia,  hambatan  jejak
              digital  nama  baiknya  yang  sudah  tercoreng,  dan  hambatan
              paling  besar  adalah  kendala  terhadap  nafsu  sebagai  musuh
              utama manusia, di mana dia sendiri kadang masih dikalahkan
              oleh  dirinya  sendiri,  selain  itu  dia  juga  membutuhkan  uang
              sebagai operasional yang dia dapatkan dari hasil-hasil gelap
              yang menjadikan perilakunya sama saja dengan yang lain yang
              dia benci. Lalu pada akhirnya akan ada plot twist yang ternyata
              Gal bukan seorang lawyer tapi ....”















                                                              THAGA      121
                                                                GALGARA
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134