Page 131 - THAGA 2024
P. 131
TIGA
“RIN. SUDAH pukul sembilan. Kita balik, yuk! Gak baik
anak gadis pulang malam.” Aku berdiri sambil mengibaskan
kain celana yang mulai membeku.
Jemari Rina menangkap tanganku kuat-kuat lalu
menariknya sebagai pegangan untuknya terbangun dari duduk
panjang. Kedua manik matanya menatapku dalam dengan
wajah yang terlukis senang. Tubuhnya mendadak merapat ke
tubuhku, kedua tangannya dilingkarkan, dan dagu belahnya
disandarkan di atas pundakku. Entah mengapa gadis manis
ini suka bersentuhan, mungkin love language Rina adalah
physical touch. Ya, bahasa penyaluran kasih sayangnya melalui
sentuhan fisik, bukan kata-kata, bukan waktu berkualitas
bersama pasangan, bukan diberi hadiah, dan bukan juga
pelayanan. Ah biarlah, sekarang aku ingin cepat-cepat pergi
dari sini.
Kami pun tak canggung lagi untuk berjalan bergandengan
tangan menuju parkiran. Pintu kendaraan untuk Rina aku buka
THAGA 123
GALGARA