Page 133 - THAGA 2024
P. 133
Aku menangkap sirat pesan ketakutan dalam tatapan
matanya kala kendaraan memasuki gerbang Perumahan Bukit
Songgoriti. Di kawasan ini, banyak perumahan yang disulap jadi
penginapan. Aku hanya diam sambil menyeringaikan senyum.
“Mau nemuin temen bentar, Rin. Ngasih buah tangan.
Kenapa? Kok keliatan kaget?” Aku terpaksa membuat alasan
yang mengada-ada. Ah sial, bisa gagal rencana ini, si A’war
brengsek, pas seperti ini gak mau bantuin, rutukku dalam hati.
“Gak papa, Kak,” sahutnya seraya menebah dada. “Rina
takut Kak Gal ngajak aneh-aneh.” Suaranya merengek dengan
matanya berbinar kelayung dan pipi dikembungkan, membuat
ekspresi wajahnya tampak imut. Jemari tangan kiriku pun
menekan pipinya.
“Enggak, Anak baik.” Tanganku mengusap rambut
kepalanya yang halus, aku menyukai bagian ini. “Aku bukan
penganut ons, tapi HTML.”
“Ons itu one night stand bukan, Kak? Kalo HTML,
hubungan tanpa making love? Bener, kan, Kak? Soalnya cowo
jaman sekarang banyak yang nyarinya gratisan, Kak. Diajak
pacaran, diromantisin, dibaperin, dijanjiin nikah, nanti ujung-
ujungnya diajak begituan. Lebih parahnya malah ada yang
sampai memanfaatkan doang. Udah bosen atau udah habis
isap madunya saja, langsung ditinggal. Dasar cowo mokondo,
bikin harga diri pelacur lebih mahal saja dari pacarnya sendiri.
Pelacur masih dibayar, ini cuman ditiduri lalu ditinggal. Brengsek
memang,” dengusnya kesal. “Tapi, ya, sudahlah, anggep saja
itu semua kebutuhan batin dan belajar ningkatin skill pra nikah.
“
“Ada pengalaman begitu emang?” selidikku sembari
menyembunyikan kegugupan karena hampir ketahuan
THAGA 125
GALGARA