Page 144 - THAGA 2024
P. 144
“Mari silahkan masuk, Kak,” ajaknya sopan dibarengi ekor
mata yang mengerjap.
Attitude servis yang diberikan sejauh ini terbilang
memuaskan. Aku terpesona dengan keindahan akhlaknya.
Ini pelajaran bagiku, orang dengan pekerjaan dark gini saja
kalo melayani maksimal dan semangat menjalani profesinya.
Seharusnya aku yang diberi amanah menjalankan profesi lurus,
bisa lebih baik lagi etos kerjanya.
Aku memasuki ruang apartemen studio ukuran 22 meter
persegi dengan bangunan yang didomonasi warna putih.
Tubuhku langsung disambut dinginnya udara ac hingga
merasakan lembabnya ruangan. Aroma bakaran tembakau
rokok menguar cukup kuat. Pendaran cahaya lampu kuning
membuat suasana menjadi cukup samun. Belum juga aku
menyadari betapa rapi ruangannya, Rina menyentuh pundakku
dari belakang.
“Permisi Kak, biar Rina simpan jaketnya,” sembari
melepaskan jaket kargo yang membungkus tubuhku. Seketika
aku merasakan perlakuan yang sangat memenuhi rasa haus
akan kebutuhan rasa kasih sayang.
“Terimakasih,” jawabku ramah. Apa ini yang disebut dalam
baris pesan promonya sebagai main rasa pacar atau GFE alias
girlfriend experience? Dan apa benar ini yang dimaksud dengan
pernyataan bahwa wanita bisa mencintai dua orang sekaligus,
rasa pacar, pikirku meresapi.
Kala aku masih berdiri mematung, Rina menggantung
jaketku pada hanger lemari dekat TV. Berikutnya jemari lentik
dengan kuku bercat hitam menyambar gelas old fashioned,
tebakanku berisi Whiskey campur es batu. Terlihat dari warna
khas minuman hasil fermentasi serealia asal Irlandia dan
kulacino yang terbentuk seukuran dasar gelas pada meja.
136 THAGA
GALGARA